Sabtu 11 May 2019 13:22 WIB

Jonan Targetkan 500 Titik BBM Satu Harga pada 2024

Pertamina siap untuk melaksanakan Program BBM Satu Harga yang ditugaskan Pemerintah.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Menteri ESDM Ignasius Jonan (ketiga kiri) didampingi Direktur Pemasaran Retail PT Pertamina Mas'ud Khamid (kiri) mengisi bahan bakar minyak (BBM) ke tangki sepeda motor konsumen pada peresmian BBM satu harga, di SPBU Kompak, Nias Utara, Sumatera Utara, Kamis (6/12)
Foto: Irsan Mulyadi/Antara
Menteri ESDM Ignasius Jonan (ketiga kiri) didampingi Direktur Pemasaran Retail PT Pertamina Mas'ud Khamid (kiri) mengisi bahan bakar minyak (BBM) ke tangki sepeda motor konsumen pada peresmian BBM satu harga, di SPBU Kompak, Nias Utara, Sumatera Utara, Kamis (6/12)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan menergetkan 500 titik Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga pad 2024. Sejak tahun 2017 hingga tahun 2019, secara Nasional akan dibangun 170 Penyalur BBM Satu harga.

Jika tahun 2017 telah terbangun 57 Penyalur, tahun 2018 lalu Pemerintah telah membangun 74 penyalur. Sementara untuk 2019, Pemerintah menargetkan 39 penyalur BBM Satu Harga akan beroperasi.

Baca Juga

"Tujuannya supaya masyarakat mendapatkan BBM yang harganya sama di seluruh Nusantara, terutama BBM yang dasar, yaitu Premium atau Biosolar. Kecuali jenis BBM yang lain seperti Pertamax, Pertamax Turbo, atau Dexlite itu harganya beda-beda, lebih tinggi dan jarang yang pakai," ujar Jonan, Sabtu (11/5).

Jonan juga memastikan bahwa program ini akan berlanjut hingga 2024 mendatang, dengan total sekitar 500 lembaga penyalur BBM Satu Harga akan beroperasi.

"Nanti kita expand (perluas) dengan total kurang lebih sampai 500, jadi tambah lagi kurang lebih 330. Satu sampai dua kecamatan bisa digabung dapat satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)," terangnya.

Jonan menambahkan tidak ada kendala berarti dalam menjalan program ini. Dukungan pemerintah daerah menjadi kunci agar kesejahteraan masyarakat dapat terwujud, mengingat selama ini masyarakat di wilayah teringgal, terdepan dan terluar (3T) membeli BBM dengan harga lebih mahal dibandingkan wilayah perkotaan.

Senada, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan bahwa Pertamina siap untuk melaksanakan Program BBM Satu Harga yang ditugaskan oleh Pemerintah.

"Kami siap menjalankan. BBM Satu Harga yang membedakan hanya biaya distribusi dan itu tidak terlalu besar dampaknya, karena jumlahnya juga belum banyak. Volume penjualannya pun sangat kecil dibandingkan dengan total penjualan Pertamina di seluruh Indonesia," ungkap Nicke.

Seiring penambahan lokasi penyalur BBM Satu Harga, Nicke mengungkapkan akan mengkaji penambahan depo BBM untuk mempermudah distribusi ke penyalur.

"Nanti dengan penambahan beberapa lokasi BBM Satu Harga dan juga kita bangun di beberapa tempat, kita sedang mengkaji untuk menambah Depo untuk mempermudah distribusinya," kata Nicke.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement