Kamis 02 May 2019 15:28 WIB

Program Simpanan Pelajar Dorong Target Inklusi Keuangan

Program simpanan pelajar telah diikuti 304 bank.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolanda
Seorang petugas bank menjelaskan produk tabungan SimPel (Simpanan Pelajar) kepada sejumlah siswa yang mengunjungi booth bank pada rangkaian acara “Financial Institutions”
Foto: Darmawan / Republika
Seorang petugas bank menjelaskan produk tabungan SimPel (Simpanan Pelajar) kepada sejumlah siswa yang mengunjungi booth bank pada rangkaian acara “Financial Institutions”

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong tingkat inklusi keuangan, salah satunya melalui kegiatan Hari Simpanan Pelajar (Simpel Day) 2019 yang diselenggarakan Kamis ini di Jakarta. Dari kegiatan ini diharapkan target inklusi keuangan 75 persen bisa tercapai di akhir tahun ini.

“Dengan adanya kegiatan Simpel Day diharapkan semakin menumbuhkan budaya menabung bagi pelajar Indonesia serta mendorong terwujudnya kepemilikan rekening bagi seluruh pelajar di Indonesia,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Kamis (2/5).

Baca Juga

Sejak diluncurkan pada 2014, program Simpanan Pelajar ini telah diikuti 304 bank yang terdiri dari 20 bank umum, 11 bank umum syariah, 24 bank pembangunan daerah dan 249 Bank Perkreditan Rakyat/Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Jumlah rekening yang sudah dibuka hingga akhir tahun 2018 sebanyak 17.007.508 dengan nominal sebesar Rp 6,64 triliun.

Wimboh mengatakan program Simpel diarahkan untuk memberikan edukasi dan inklusi keuangan serta mendorong budaya menabung sejak dini. Menurutnya, antusias pelajar untuk menabung sudah cukup baik. Terlihat dari pembukaan rekening Simpel yang sudah melebihi target tahun ini.

"Target pembukaan rekening Simpel tahun ini 100 ribu rekening tapi baru beberapa bulan berjalan sudah berhasil melampaui target. Dari Februari hingga April 2019 sudah dibuka 320 ribu rekening dengan nominal Rp 38 miliar," kata Wimboh.

Wimboh menjelaskan, potensi dana masyarakat yang bisa dimobilisasi sebenarnya cukup besar. Dari pelajar yang jumlahnya mencapai 69,3 juta siswa sudah mencapai 25,8 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan jumlah penduduk pada kelompok pemuda dan mahasiswa sebanyak 55 juta.

Pelajar merupakan bagian dari target Strategi Nasional Keuangan Inklusif yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan memperhatikan potensi yang besar dari jumlah pelajar yang ada, menjadi penting untuk membangun budaya menabung. Oleh karena itu, lanjut Wimboh, budaya ini yang perlu ditumbuhkan sejak usia muda dan khususnya sejak usia pelajar.

"Kami juga berharap kedepannya dapat terwujud kepemilikan rekening oleh seluruh pelajar di Indonesia (One Student One Account)," tuturnya.

Kegiatan Simpel Day sendiri merupakan rangkaian acara dalam menyambut Hari Indonesia Menabung dan sejalan dengan penerapan Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 82 Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI). Acara ini turut dihadiri oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution dan para pimpinan Industri Jasa Keuangan serta sekitar 1.500 pelajar dari perwakilan sekolah di wilayah Jakarta.

Darmin menilai, kegiatan Simpel Day merupakan salah satu langkah yang tepat untuk menghidupkan kembali kebiasaan menabung. Dia juga berharap, kebiasaan menabung bisa didorong dengan ditetapkannya Hari Menabung Nasional yang diusulkan setiap tanggal 20 Agustus. 

"Kita sudah ajukan Kepres (Keputusan Presidennya) dan presiden yang akan melaunching-nya. Kita perlu sekali ini karena ada banyak dana di masyarakat yang tidak masuk ke sistem," kata Darmin. 

Darmin mengatakan dengan menabung masyarakat turut berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian negara. Menabung akan membuat Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh mengimbangi pertumbuhan kredit. Darmin mengatakan, pertumbuhan DPK saat ini sangat rendah, masih di bawah 10 persen. 

Menurut Darmin, hal inilah yang membuat negara masih membutuhkan investasi dana dari pihak asing. Untuk itu, lanjut Darmin, gerakan menabung ke bank ini penting karena selain menguntungkan diri pribadi, masyarakat sekaligus dapat berkontribusi menekan ketergantungan dana dari luar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement