REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelajar kini bisa mulai membiasakan menabung sejak dini. Kini menabung bagi pelajar atau untuk masyarakat luas bisa dilakukan di bank agar terjaga keamanannya dan bisa mendapatkan manfaat lainnya.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, mengajak seluruh Pramuka Indonesia untuk membudayakan menabung. Hal itu sekaligus mengedukasi masyarakat akan pentingnya menabung bank.
“Pramuka sebagai agen perubahan di masyarakat memiliki peran penting khususnya dalam mengedukasi masyarakat bahwa menabung di bank aman di jamin LPS. Sehingga nantinya tidak ada lagi kasus-kasus seperti uang celengan dimakan rayap atau tabungan yang hilang karena di simpan di bawah bantal”, kata Purbaya dalam acara Hari Indonesia Menabung di Bumi Perkemahan Cibubur, Ahad (21/8/2023).
Purbaya menegungkapkan, menabung di bank merupakan salah satu bentuk kegiatan untuk meningkatkan inklusi keuangan nasional. Dengan meningkatnya inklusi keuangan maka akan mendukug pendalaman pasar keuangan dan stabilitas keuangan nasional.
Purbaya juga menekankan, LPS mendukung upaya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam meningkatkan jumlah penabung.
“Menurut saya, semakin banyak orang yang menabung, dana di LPS maka akan semakin banyak juga,” ucap Purbaya.
Purbaya menuturkan, semakin banyak orang melek tentang budaya berinvestasi maupun perbankan maka semakin sedikit orang yang panik jika terjadi gangguan di sektor keuangan. Akibatnya, kata dia, sistem keuangan menjadi stabil dan peluang kejatuhan bank akan semakin kecil.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi mengatakan dari total pelajar di Indonesia sekitar 80 persen atau 52 juta pelajar sudah memiliki rekening tabungan di bank.
“Ini dengan total tabungan sekitar Rp 29 triliun,” ucap Friderica.
Dalam periode satu tahun sejak perayaan Hari Indonesia Menabung 2022 hingga saat ini, Friderica menyebut sudah ada tambahan 2,6 juta rekening. Dengan begitu total angka tabungan mencapai Rp 4 triliun.
“Semoga ini menjadi gerakan bersama, terutama Pramuka untuk menjadi duta literasi dan inklusi keuangan Indonesia untuk menyiapkan mereka menjadi pemimpin-pemimpin yang baik,” tutur Friderica.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan memastikan terus mendorong budaya menabung khususnya pada generasi muda. “Ini penting untuk meningkatkan inklusi keuangan dan perencanaan masa depan sekaligus bisa memperkuat pendanaan pembangunan,” ungkap Mahendra.
Untuk mendorong budaya menabung tersebut, OJK mengeluarkan program Satu Rekening Satu Pelajar (Kejar). Mahendra menamabahkan, OJK juga akan bekerja sama dengan Kwarnas Pramuka untuk menyusun revisi Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Penabung dan SKK Cakap Keuangan sebagai kelanjutan dari SKK Penabung.
Mahendra mengharapkan dengan dua SKK tersebut, Pramuka Indonesia memiliki ketrampilan untuk menabung serta merencanakan dan mengelola keuangan dengan baik. “Tepat bagi kita untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan sehingga bisa mencapai target yang ditetapkan sekaligus juga untuk memberikan lebih banyak lagi manfaat dan nilai dari akses dan industri jasa keuangan kepada masyarakat,” ujar Mahendra.