REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bank Sentral AS, Federal Reserve (Fed), pada Rabu (1/5) membiarkan suku bunga acuannya tidak berubah. Kebijakan untuk mempertahankan suku bunga ini diambil The Fed meskipun ada tekanan dari Presiden Donald Trump untuk menurunkan suku bunga dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), komite pembuat kebijakan The Fed, memutuskan untuk mempertahankan kisaran target suku bunga federal fund di 2,25 persen hingga 2,50 persen.
The Fed mencatat bahwa pasar tenaga kerja 'tetap kuat' dan aktivitas ekonomi naik pada tingkat yang solid sejak Maret. Sementara pertumbuhan belanja rumah tangga dan investasi tetap bisnis melambat pada kuartal pertama.
Bank sentral menegaskan kembali bahwa mereka 'akan bersabar' dengan penyesuaian tingkat suku bunga federal fund selanjutnya, sehubungan dengan perkembangan ekonomi dan keuangan global serta "tekanan inflasi yang diredam."
Pertemuan kebijakan The Fed itu terjadi setelah Trump pada Selasa (30/4) kembali meminta bank sentral AS untuk menurunkan suku bunga dan mengadopsi pelonggaran kuantitatif, mengutip ekonomi yang kata dia berjalan baik.
"Federal Reserve kami terus-menerus menaikkan suku bunga, meskipun inflasi sangat rendah, dan melembagakan dosis pengetatan kuantitatif yang sangat besar," kata Trump melalui Twiter.
Ekonomi AS, kata Trump, memiliki potensi untuk naik seperti roket. "Jika kita melakukan beberapa penurunan suku bunga, seperti satu poin, dan beberapa pelonggaran kuantitatif," ujarnya.
Trump juga mencatat bahwa ekonomi berjalan baik mengingat pertumbuhan PDB kuartal pertama sebesar 3,2 persen. "Dengan inflasi kami yang sangat rendah, kami dapat membuat rekor besar dan "membuat Utang Nasional kami mulai terlihat kecil!."
Bank sentral AS, yang menaikkan suku bunga empat kali berturut-turut tahun lalu, telah memilih sikap kebijakan yang lebih sabar dengan mempertahankan kisaran target untuk suku bunga federal fund di 2,25 persen hingga 2,5 persen selama tiga pertemuan kebijakan pertama tahun ini.