Kamis 08 May 2025 08:16 WIB

Fed Pertahankan Suku Bunga di Tengah Ketidakpastian Tarif

The Fed mempertahankan suku bunga acuan pinjaman semalam di kisaran 4,25-4,5 persen.

Layar menampilkan konferensi pers oleh Ketua Federal Reserve Jerome Powell di lantai Bursa Efek New York di New York, Rabu, 29 Januari 2025.
Foto: AP Photo/Seth Wenig
Layar menampilkan konferensi pers oleh Ketua Federal Reserve Jerome Powell di lantai Bursa Efek New York di New York, Rabu, 29 Januari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bank sentral AS Federal Reserve pada Rabu (7/5/2025) mempertahankan suku bunga utamanya tidak berubah karena menunggu kebijakan perdagangan pemerintahan Trump terbentuk dan melihat dampaknya pada ekonomi yang sedang lesu. Dalam sebuah langkah yang tidak terlalu menegangkan mengingat gelombang ketidakpastian yang melanda lanskap politik dan ekonomi, Komite Pasar Terbuka Federal mempertahankan suku bunga acuan pinjaman semalam dalam kisaran antara 4,25 persen-4,5 persen, yang telah terjadi sejak Desember.

Pernyataan pascpertemuan mencatat volatilitas dan bagaimana hal itu menjadi faktor dalam keputusan kebijakan.

Baca Juga

"Ketidakpastian tentang prospek ekonomi telah meningkat lebih jauh," kata pernyataan itu, dilansir CNBC, Kamis (8/5/2025).

Komite memperhatikan risiko bagi kedua belah pihak dari mandat gandanya dan menilai bahwa risiko pengangguran yang lebih tinggi dan inflasi yang lebih tinggi telah meningkat.

Meskipun pernyataan itu tidak secara khusus membahas tarif, Ketua Jerome Powell membahas masalah tersebut pada konferensi pers pascapertemuan.

Saham sempat kehilangan beberapa keuntungan setelah pengumuman suku bunga tetapi sebagian besar pulih. Dow Jones Industrial Average naik hampir 300 poin meskipun ada beberapa kekhawatiran atas karakterisasi risiko ekonomi oleh Fed.

"Pernyataan FOMC Mei pada dasarnya memperingatkan bahwa guncangan perdagangan besar masih akan menghantam ekonomi meskipun ada upaya oleh pemerintahan Trump untuk meredakan ketegangan, dengan Fed melihat risiko ke depan sebagai dua sisi dan tidak memberikan kecenderungan dovish awal yang mendukung pemotongan suku bunga pada bulan Juni," tulis Krishna Guha, kepala kebijakan global dan strategi bank sentral di Evercore ISI.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement