Selasa 30 Apr 2019 00:02 WIB

Polemik Laporan Keuangan, BEI Panggil Garuda Indonesia

Hari ini BEI akan meminta klarifikasi dari Garuda Indonesia terkait laporan keuangan

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Garuda Indonesia (Ilustrasi)
Garuda Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan telah memanggil manajemen PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) dan Kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang dan Rekan untuk mengklarifikasi mengenai persoalan laporan keuangan Garuda tahun 2018 yang tengah menjadi polemik.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menyatakan, kedua pihak telah mengkonfirmasi dan siap memenuhi panggilan bersama-sama pada Selasa (30/4). Nyoman mengatakan, pada pertemuan besok, bursa bersama manajemen Garuda Indonesia dan KAP akan menelusuri nature transaksi Garuda dengan PT Mahata Aero Teknologi (Mahata).

Baca Juga

“Kita akan lihat nature transaksinya seperti apa. Dalam artian, kontraknya seperti apa, karena kalau dalam catatan laporan keuangan, kami tidak sampai melihat detail perjanjiannya,” kata Nyoman kepada wartawan di Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Senin (29/4).

Sebagai informasi, nature transaksi antara Garuda Indonesia dengan Mahata Aero Teknologi yang dimaksud yakni berkaitan dengan kontrak perjanjian antara anak usaha Garuda Indonesia, PT Citilink Indonesia dengan Mahata Aero Teknologi untuk penyediaan layanan konektivitas internet dalam penerbangan.

Kontrak tersebut sontak membuat kontroversi dalam laporan keuangan karena dua komisaris Garua Indonesia, Dony Oskaria dan Chairul Tanjung menolak menandatangani laporan tersebut. Penolakan tersebut lantaran pendapatan Garuda Indonesia dari kerja sama yang diteken dengan Mahata Aero Teknologi belum dibayarkan hingga akhir tahun lalu.

Menurut Nyoman, nature transaksi perlu diperoleh Bursa agar mengetahui betul seluk-beluk dari perjanjian tersebut. Sementara itu, KAP sebagai auditor berkewajiban untuk memastikan dan memberikan opini atas penyajian laporan keuangan.

Dua pihak tersebut, menurut Nyoman perlu diberikan kesempatan mengklarifikasi laporan keuangan agar dapat diketahui permasalahan yang terjadi. Dengan begitu, Nyoman mengatakan, pihak Bursa dapat memberikan solusi kepada perseroan agar kisruh laporan keuangan Garuda Indonesia segera usai.

 “Kami harapkan besok mereka akan membawa kontrak atau perjanjiannya sehingga kami bisa tahu latar belakangnya. Setelah itu baru bisa kami hubungkan dengan pencatatan Garuda atas pendapatannya,” ujarnya.

Adapun pihak Mahata Aero Teknologi, Nyoman mengatakan belum akan dipanggil. Pihaknya masih berkonsentrasi pada Garuda Indonesia sebagai induk usaha dan akuntan publik yang digunakan. Dirinya pun enggan berspekulasi terkait kisruh laporan keuangan Garuda Indonesia yang ditolak tersebut.

“Saya minta waktu karena ini baru mau ketemu,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement