REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepanjang 2018, PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 0,4 persen lebih tinggi dari pencapaian tahun lalu. Angka tersebut melampaui pencapaian secara rata-rata industri telekomunikasi Indonesia yang turun 7,4 persen.
Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini mengatakan, pertumbuhan XL Axiata terutama didorong oleh pendapatan layanan data yang meningkat 13 persen dibandingkan periode sama pada tahun lalu (year on year/yoy). "Layanan ini juga menjadi penopang pertumbuhan pada outlook 2019," ujarnya dalam Paparan Publik Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan XL Axiata di kantornya, Jakarta, Senin (29/4).
Peningkatan layanan data tersebut memperbesar kontribusi pendapatan layanan data terhadap total pendapatan perusahaan, dari 69 persen di tahun 2017 menjadi 80 persen pada 2018. Dian menjelaskan, peningkatan ini tidak hanya lebih tinggi dari pendapatan industri, juga mampu menutup dampak negatif dari penurunan pendapatan layanan traditional voice dan SMS.
Menurut Dian, pencapaian ini juga merupakan prestasi tersendiri. Sebab, operator lain merasakan dampak lebih berat dari penurunan kinerja layanan traditional voice dan SMS yang disebutnya sebagai layanan warisan masa lalu tersebut.
Sementara itu, hingga tutup tahun 2018, Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation and Amortization (EBITDA) XL Axiata mengalami peningkatan sebesar dua persen secara yoy. Marginnya naik 1 ppt menjadi 37 persen. "Capaian ini terutama terdorong oleh peningkatan pendapatan dan lebih berfokusnya perusahaan pada efisiensi biaya," tutur Dian.
Dian menjelaskan, realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum obligasi berkelanjutan I XL Axiata tahap pertama tahun 2018 sudah terpakai 95 persen. Yakni, sebesar Rp 947 miliar dari hasil bersih sebesar Rp 994 miliar. Total tersebut untuk belanja modal berupa radio base station, optical project atau fiber optic dan belanja modal lainnya.
Sisa dana sebesar Rp 46 miliar telah ditempatkan sebagai deposito di PT Bank Bukopin Tbk dengan tingkat suku bunga per tahun sebesar 9,25 persen. Sisa dana ini selanjutnya digunakan seluruhnya untuk belanja modal sampai dengan 31 Januari 2019 dan akan dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan pada periode pelaporan berikutnya, Juni 2019.
Pada saat bersamaan, realisasi penggunaan dana hasil bersih penawaran umum berkelanjutan sukuk ijarah berkelanjutan II XL Axiata tahap pertama telah digunakan seluruhnya, yaitu sebesar Rp 994 miliar. Perusahaan menggunakan dana seluruhnya untuk belanja modal.
Selanjutnya, untuk realisasi penggunaan dana hasil bersih penawaran umum obligasi berkelanjutan I XL Axiata tahap kedua tahun 2019 dan sukuk ijarah berkelanjutan II Xl Axiata tahap kedua 2019 sudah digunakan seluruhnya. Nominal masing-masing adalah Rp 631,5 miliar dan Rp 637,7 miliar.
"Sampai dengan 31 Maret 2019, perseroan telah mempergunakan dana seluruhnya untuk belanja modal berupa base station subsystem (BSS) dan transmisi fiber optic," kata Dian.