Jumat 26 Apr 2019 14:18 WIB

Menkeu Sri Mulyani Tinjau Fasilitas Riset Bio Farma

Saat ini Bio Farma mendapat banyak kepercayaan dari lembaga internasional.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Menkeu Sri Mulyani Tinjau Fasilitas Riset Bio Farma, Jumat (26/4).
Foto: dok. Istimewa
Menkeu Sri Mulyani Tinjau Fasilitas Riset Bio Farma, Jumat (26/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Keuangan, Sri Mulyani, meninjau fasilitas riset dan pengembangan vaksin Bio Farma di Bandung, Jumat (26/4). Kunjungan Sri Mulyani ini dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut kesiapan Bio Farma, setelah pada 16 April 2019, Direksi Bio Farma melakukan audiensi dengan Menteri Keuangan terkait rencana pengembangan ekspor dan kerja sama Bio Farma dengan berbagai lembaga internasional.

Direktur Utama Bio Farma M Rahman Roestan, menyampaikan bahwa saat ini Bio Farma mendapat banyak kepercayaan dari lembaga internasional. Selain kerja sama dengan Bill & Melinda Gates Foundation (BMGF), PATH, UNICEF dan WHO, terdapat potensi kerjasama dengan pemerintah Maroko dalam pengembangan fasilitas produksi vaksin dan produk biologi lainnya.

Baca Juga

“Saat ini tim Bio Farma sedang berada di Maroko untuk mendiskusikan lebih lanjut tentang kerja sama ini,” ujar Rahman

Terkait dengan rencana berbagai kerja sama Bio Farma dengan pihak luar negeri, Menteri Keuangan menyampaikan bahwa pemerintah, dalam hal ini melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mendukung pengembangan usaha Bio Farma. LPEI juga akan melakukan pendampingan penuh khususnya mengenai pemberian fasilitas pembiayaan, penjaminan dan asuransi.

Bersamaan dengan peninjauan Sri Mulyani ke Bio Farma sekaligus mengecek langsung fasilitas riset dan pengembangan vaksin, paskadibentuknya Center of Excellence  Vaccine, Organization of Islamic Cooperation (OIC) di Gedung Riset Bio Farma.

photo
Menkeu Sri Mulyani Tinjau Fasilitas Riset Bio Farma, Jumat (26/4).

Menteri Keuangan juga meninjau pelaksanaan investasi gedung-gedung dan mesin-mesin fasilitas produksi beserta penunjangnya, untuk meningkatkan kapasitas produk. “Dengan kemampuan Bio Farma untuk memproduksi vaksin secara mandiri, sehingga bisa lebih efisien dari anggaran karena diproduksi di dalam negeri," katanya.

Produksi vaksin untuk kemandirian ini, kata Sri, harus dilakukan agar produksi vaksin tidak di dominasi oleh negara-negara maju. Khususnya untuk menjaga ketersediaan produk vaksin di dalam negeri maupun pemenuhan vaksin untuk negara-negara berkembang, serta negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja sama Islam  (OKI).

"Kementerian Keuangan juga, mendorong agar Bio Farma memanfaatkan secara optimal fasilitas bea masuk dan impor barang modal," katanya.

M Rahman kemudian menjelaskan proses, manufacturing, kompleksitas vaksin dan produk life science serta menjelaskan pengembangan bahan baku produk. Bio Farma mampu menghasilkan vaksin sendiri, sehingga masyarakat dapat menerima manfaat vaksin yang berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau, karena sebagain besar bahan baku vaksin merupakan hasil periset dalam negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement