REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Bank sentral Jepang, Bank of Japan (BOJ), siap untuk meningkatkan stimulus, termasuk melalui kombinasi berbagai langkah, jika ekonomi kehilangan momentum untuk mencapai target inflasi dua persen. Eiji Maeda, Direktur eksekutif BOJ yang mengawasi kebijakan moneter, mengatakansetiap langkah lebih lanjut harus memperhitungkan dampaknya tidak hanya pada ekonomi tetapi pada sistem perbankan.
"Jika momentum ekonomi untuk mencapai target harga kami terancam, kami siap melonggarkan kebijakan moneter yang diperlukan," kata Maeda kepada parlemen, Selasa (23/4).
Maeda mengungkapkan, BOJ memiliki berbagai cara yang tersedia untuk memudahkan, seperti memotong suku bunga, meningkatkan pembelian aset dan mempercepat laju pencetakan uang. “BOJ telah secara aktif mengambil berbagai langkah tidak konvensional. Kami akan terus mengambil langkah-langkah sesuai kebutuhan, termasuk kombinasi langkah, dengan memperhatikan efek sampingnya, "kata Maeda.
Pada tinjauan suku bunga dua hari yang berakhir pada Kamis (25/4), BOJ secara luas diharapkan untuk menjaga kebijakan moneter stabil. Bahkan, karena prediksi terbarunya kemungkinan akan menunjukkan inflasi kehilangan target melalui tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2022.
BOJ berada di situasi yang problematis. Pencetakan uang besar selama bertahun-tahun telah gagal untuk meningkatkan inflasi ke target dua persen dan meninggalkannya dengan sedikit amunisi untuk melawan resesi berikutnya.
Pelonggaran moneter yang berkepanjangan juga menambah penderitaan bagi bank-bank regional, yang sudah menghadapi merosotnya keuntungan karena populasi yang menua dan eksodus peminjam ke kota-kota besar.