Senin 22 Apr 2019 14:43 WIB

Pantau Bahan Pangan, Satgas Tindaklanjuti Penyimpangan Harga

Beberapa harga komoditas pangan jelang Ramadhan sudah mengalami kenaikan.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nidia Zuraya
Kebutuhan pokok dijual di pasar, ilustrasi
Foto: Musiron/Republika
Kebutuhan pokok dijual di pasar, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) Syukur Iwantoro mengatakan, akses distribusi produksi pangan ke pasar akan diupayakan melalui pemerintah daerah setempat serta memaksimalkan pantauan pasar. Hal tersebut dilakukan guna menjamin keseimbangan pembelian harga di tingkat petani dengan biaya produksi.

Syukur mengatakan, memasuki Ramadhan pihaknya akan menyiapkan Satuan Tugas (Satgas) Pangan Kementan bersama dengan kepolisian untuk terus memantau pelaku pasar. Dia menegaskan, jika terjadi penyimpangan-penyimpangan harga pembelian pangan di tingkat petani, maka akan segera ditindaklanjuti Satgas Pangan.

Baca Juga

“Sejauh ini belum ada indikasi penyelewengan, dan mudah-mudahan nggak ada setidaknya sampai Lebaran selesai,” kata Syukur kepada Republika saat ditemui di Museum Tanah dan Pertanian, Kota Bogor, Senin (22/4).

Kendati begitu, berdasarkan catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, beberapa harga komoditas pangan pertanian jelang Ramadhan sudah mengalami kenaikan. Di antaranya adalah cabai merah besar, cabai merah keriting, cabai rawit hijau, cabai rawit merah, dan bawang putih.

Berdasarkan data tersebut, harga cabai pada 22 April 2019 secara nasional menyentuh level Rp 36.350 per kilogram (kg) untuk cabai rawit hijau dan Rp 43.350 per kg untuk cabai rawit merah. Adapun harga cabai rawit merah di Aceh mengalami kenaikan sebesar Rp 9.950 per kg di banding harga pada 17 April 2019 lalu.

Meski secara riil komoditas cabai mengalami kenaikan harga di pasaran, harga pembelian di tingkat petani justru anjlok menyentuh level Rp 6.000-Rp 7.000 per kg dari harga normal berkisar Rp 15 ribu per kg. Menanggapi hal ini, Syukur menegaskan akan berkoordinasi dengan elemen-elemen terkait yang bersangkutan dengan distribusi dan stok.

“Makanya kami akan bicarakan dulu, nanti di tingkat pemerintahan (Bulog dan Kemendag). Yang terpenting juga, kita akan komunikasikan ke Pemda untuk melakukan pengaturan stok,” kata dia.

Meski begitu, berdasarkan pengalaman dua tahun terakhir dalam Ramadhan dan Lebaran lalu, pihaknya mengklaim harga dan stok kebutuhan pangan produk pertanian cenderung stabil. Namun, dia mencatat setidaknya terdapat sejumlah wilayah yang mengalami kerawanan harga dan stok akibat kebutuhan yang melonjak.

“Misalnya wilayah Jabodetabek, itu lumayan rawan,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement