Selasa 16 Apr 2019 19:07 WIB

Kiat Menyulap Transit Mall Bagi Pengguna MRT

Beroperasinya MRT memberikan dampak positif bagi bisnis.

Rep: Hiru Muhammad/ Red: Friska Yolanda
Sejumlah penumpang mengantre untuk mendapatkan kartu single trip MRT di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Senin (1/4).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah penumpang mengantre untuk mendapatkan kartu single trip MRT di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Senin (1/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek properti yang berada didekat kawasan Transit Oriented Development (TOD) diyakini akan memiliki nilai jual lebih tinggi. TOD dinilai menjadi jawaban bagi kebutuhan gaya hidup modern masyarakat perkotaan yang membutuhkan akses cepat, mudah dan nyaman ke lokasi tujuan. 

Karena itu pembangunan fasilitas publik, seperti pusat bisnis modern atau mix used sebaiknya terkoneksi dengan sarana transportasi massal seperti mass rapid transit (MRT). 

"Ini akan meningkatkan quality of life karena adanya konektivitas akses," kata Permadi Indra Yoga, Direktur Pengembangan Bisnis Intiland, dalam diskusi akhir pekan lalu.

Saat ini perkantoran yang dilengkapi hunian dan sarana transportasi massa menjadi pilihan menarik masyarakat perkotaan.  Seperti halnya MRT yang melayani rute Lebak Bulus hingga bunderan Hotel Indonesia telah memberikan efek positif bagi pengembangan bisnis kawasan yang dilalui MRT. Terutama, kawasan TB Simatupang maupun RA Kartini hingga Lebak Bulus yang banyak berdiri perkantoran modern. 

"Jumlah peningkatan memang belum dihitung, tapi pasti ada peningkatan seginifikan, di Blok M Plaza revenue naik 20 persen, " kata Yoga.

Karena itu pihaknya melalui anak usaha PT Intiland yakni PT Inti Sarana Ekaraya, menjalin kerjasama dengan PT Menara Prambanan untuk mengembangkan kawasan mix used Point Square Jakarta Selatan. Kawasan bisnis dan hunian high rise seluas 2,5 hektar ini dinilai strategis karena terletak di simpul antara kawasan TB Simatupang dengan Pondok Indah. 

Apabila sebelumnya menjadi mal ini pusat perdagangan, kini dengan beroperasinya MRT akan berkembang menjadi mal transit. Pusat bisnis dan hunian yang bersebelahan dengan stasiun MRT ini akan dilengkapi dengan fasilitas penunjang bagi naik turun penumpang ojek online yang hendak menggunakan MRT, busway atau sebaliknya. Pihaknya akan membangun sejenis sky bridge yang menghubungankan terminal dengan pusat perbelanjaan. Total investasi untuk pengembangan proyek tersebut mengkabiskan biaya Rp 400 miliar lebih.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement