REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG -- Harga tomat di tingkat petani di wilayah Cibodas, Lembang, Kabupaten Bandung Barat merangkak naik. Harga normal yang biasanya di kisaran Rp 4 ribu hingga Rp 5 ribu per kilogram kini mencapai Rp 10 ribu per kilogram. Kenaikan tersebut dipicu pasokan dari sentra produksi tomat yang terbatas.
Iseng Suhendri, petani di Lembang, mengaku kenaikan harga tomat berlangsung sejak Maret kemarin. Hujan yang sering terjadi menyebabkan banyak tanaman yang rusak. Akibatnya stok terbatas dan harga tomat menjadi tinggi.
"Dari pengepul dijual Rp 11 ribu per kilogram. Kalau di pasar bisa tambah mahal apalagi menjelang bulan puasa," ujarnya, Selasa (16/4). Menurutnya harga masih akan merangkak naik hingga bulan puasa.
Iseng menuturkan hujan deras membuat banyak tanaman rusak dan gagal panen. Selain itu tomat menjadi lebih mudah busuk, sebagian mati, dan terserang hama akibat sering terguyur hujan.
"Yang tanam tomat dapat untung besar, soalnya harganya melonjak," katanya. Dia menuturkan harga brokoli dan sawi pun mengalami kenaikan. Dulu brokoli dijual Rp 6 ribu dan sawi Rp 1.500 per kilogram. Saat ini brokoli dijual Rp 9 ribu per kilogram dan sawi Rp 3 ribu per kilogram. "Tanaman itu (tomat, brokoli, dan sawi) mudah rusak karena hujan. Jadi harganya naik," katanya.
Sebagian ibu rumah tangga di Lembang mengeluhkan kondisi harga bawang merah dan bawang putih yang terus mahal. Saat ini di tingkat pengecer bawang merah dijual Rp 40 ribu ribu dan bawang putih Rp 35 ribu per kilogram.
"Mulai kerasa harga-harga naik, apalagi mau bulan puasa," ujar Nani (45) warga Lembang. Ia berharap harga-harga komoditas bisa segera ditangani agar tidak terus naik.