REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Republik Indonesia menjamin produk unggas dari peternakan bersertifikat bebas influenza layak konsumsi. Kesehatannya terjamin dan aman dari virus, sehingga layak dikonsumsi pasar domestik maupun ekspor.
Jaminan ini bisa diberikan karena Indonesia telah menerapkan kompartementalisasi sesuai pedoman Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE). Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita dalam entry meeting Import Risk Analysis (IRA) untuk produk unggas dengan Delegasi Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) di Surabaya Jawa Timur, Selasa (8/4).
Kementan terus mendorong dan memberikan dukungan terhadap perusahaan perunggasan untuk ekspansi pasar ekspor. "Kali ini giliran PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk yang akan diantar mengepakkan sayap ke negara tetangga RDTL,” ujarnya.
Menjamin kualitas produk
Acara entry meeting antara Kementan RI dan Timor Leste
Lebih lanjut Ketut menerangkan salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan nilai ekspor peternakan ke RDTL yakni dengan menjamin kualitas produk peternakan. Semua komoditas unggas yang diekspor ke Timor Leste berasal dari unit peternakan bersertifikat kompartemen bebas AI.
"Untuk komoditas daging ayam beku berasal dari Rumah Potong Hewan Ayam yang memiliki Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner," terangnya.
Disamping itu, Ketut juga menyatakan komitmen Indonesia untuk ikut berkontribusi dalam penyediaan pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh dan halal bagi RDTL. Kementerian Pertanian bersama pihak terkait terus memperbaiki strategi dalam pengendalian dan pemberantasan penyakit Avian Influenza (AI) atau flu burung, melalui zona bebas AI dan kompartemen secara bertahap dan terus-menerus.
"Sejauh ini, kompartemen bebas AI yang telah disertifikasi sebanyak 177 unit di 10 provinsi, yaitu 75 di Jawa Barat Lampung 14, Jawa Timur 32, Banten 14, Jawa Tengah 6, Bali 13, NTT 6, DI Yogyakarta 4, dan Kalimantan Barat 5, dan Sulawesi Selatan sebanyak 8 yang sudah disertifikasi," tandas Ketut.
Timor Leste meningkatkan impor unggas
Dalam kesempatan yang sama, Pemerintah Timor Leste tertarik untuk meningkatkan impor komoditi unggas, olahan ayam, dan pakan ternak dari Indonesia. Hal ini didasari dengan adanya pengalaman impor Day Old Chicks (DOC) Final Stock (FS) dari Indonesia yang sudah berjalan dengan baik.
"Saat ini kami telah menyetujui usulan penambahan impor dari unit usaha lain dari Indonesia yang dimulai dengan kegiatan IRA pada 8 hingga 12 April 2019 untuk komoditi unggas PT. Japfa Comfeed Indonesia," ungkap Direktur Jenderal Peternakan RDTL, Domingos Gusmao.
Pada entry meeting IRA di Surabaya 8 April 2019 tersebut, selain dihadiri oleh jajaran Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, juga dihadiri Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur beserta jajaran Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Badan Karantina Pertanian, dan wakil managemen PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk.