Sabtu 17 Nov 2018 15:15 WIB

Timor Leste Lanjutkan Rekomendasi Pemasukan Unggas Indonesia

Timor Leste berharap ada kerja sama bidang SDM.

Exit meeting evaluasi rekomendasi ekspor di Balai Besar Veteriner Denpasar (16/11)
Foto: kementan
Exit meeting evaluasi rekomendasi ekspor di Balai Besar Veteriner Denpasar (16/11)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemerintah Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Timor Leste menyatakan komitmennya untuk memperpanjang rekomendasi ekspor unggas dan produk olahannya serta pakan dari Indonesia  ke Timor Leste untuk 2 tahun ke depan. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan RDTL, Domingos Gusmao pada acara exit meeting evaluasi rekomendasi ekspor di Balai Besar Veteriner Denpasar (16/11)

Ia katakan bahwa rekomendasi ekspor sebelumnya hanya diberikan kepada Indonesia selama 1 tahun dan akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2018. “Rekomendasi ekspor Indonesia akan diperpanjang dua tahun mulai Januari 2019 hingga Januari 2021,” kata dia.

Ekspor Indonesia ke Timor Leste pada tahun ini hingga November 2018 diantaranya DOC Final Stock Broiler sebanyak 7 ribu ekor, DOC Final Stock Layer sebanyak 32 ribu ekor, pakan ternak mencapai 160 ribu kg dan produk olahan daging ayam sebesar 32,2 ton.

Acara exit meeting evaluasi rekomendasi ekspor di Balai Besar Veteriner Denpasar ini dilaksanakan setelah dilaksanakannya serangkaian kunjungan yang dilakukan oleh Tim RDTL. Sebelumnya acara dimulai dari entry meeting di Jakarta pada tanggal 12 November 2018 dan dilanjutkan kunjungan ke beberapa unit usaha milik PT Charoen Pokphan Indonesia (CPI) dari hatchery, farm pembesaran hingga processing plant pengolahan di Banten dan Bali.

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh Tim RDTL, Tim mereka menyimpulkan bahwa PT CPI telah memenuhi syarat dari segala aktivitasnya untuk ekspor ke RDTL. Domingos Gusmao menilai, DOC baik broiler maupun layer dari Indonesia telah menerapkan biosecurity yang bagus.

Nantinya, jika hatchery di Kupang belum mampu memenuhi jumlah kebutuhan RDTL, maka akan dipasok dari hatchery yang ada di Bali, Surabaya dan Jakarta. Lebih lanjut Domingos Gusmao mengatakan bahwa pihaknya tidak menutup kemungkinan impor dari unit usaha lainnya yang berada di Indonesia.

Namun demikian, Domingos Gusmao berharap kerjasama kedua Negara ini tidak hanya terbatas pada perdagangan saja, namun berkembang ke arah peningkatan SDM Timor Leste. “Kerjasama ini juga dapat dilakukan dalam mengantisipasi kasus penyakit hewan yang baru muncul dalam upaya melakukan pencegahan dan pemberantasannya,” kata Domingos.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Indonesia, Fini Murfiani menyambut baik atas hasil evaluasi tersebut. “Perpanjangan rekomendasi ekspor ini diharapkan dapat meningkatkan volume ekspor Indonesia dan mempererat kerjasama yang tentunya akan berkontribusi terhadap perekonomian diantara kedua negara,” kata dia.

Terkait dengan usulan kerjasama dalam peningkatan SDM, Fadjar Sumping Tjaturrasa, Direktur Kesehatan Hewan menegaskan bahwa Indonesia bersedia memfasilitasi peningkatan SDM bidang Kesehatan hewan bagi petugas RDTL yang rencananya akan diselenggarakan di Balai Besar Veteriner Wates dalam waktu dekat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement