Jumat 05 Apr 2019 07:05 WIB

Ekspor Perhiasan Indonesia Tembus 2,05 Miliar Dolar AS

Pemerintah tidak mengenakan tarif bea masuk terhadap bahan baku perhiasan

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nidia Zuraya
Aneka perhiasan/ilustrasi
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Aneka perhiasan/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Indonesia menempati peringkat ke-9 dunia sebagai eksportir perhiasan dengan pangda pasar lebih dari empat persen di kancah global. Nilai ekspor produk perhiasan Indonesia mencapai 2,05 miliar dolar AS sepanjang 2018.

Untuk itu Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad menjaga ketersediaan bahan baku sehingga sektor industri perhiasan dapat berkelanjutan.

Baca Juga

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan, di era globalisasi dan teknologi dengan persaingan yang semakin ketat, pihaknya fokus memacu kinerja industri padar karya yang berorientasi ekspor, termasuk industri perhiasan. Dengan capaian ekspor yang baik, kata dia, industri perhiasan memiliki peluang untuk memperluas pasar internasionalnya.

Adapun beberapa negara tujuan ekspor industri perhiasan Indonesia antara lain Singapura, Swiss, Hong Kong, Amerika Serikat, dan Uni Emirat Arab. Negara-negara tersebut mendominasi hingga 93,02 persen dari total ekspor produk perhiasan nasional.

Untuk menjaga ketersediaan bahan baku, Gati mengaku tidak menerapkan pengenaan bea masuk. “Ada beberapa bahan baku yang dibutuhkan industri perhiasan kita seperti emas, berlian, zamrud, dan ruby,” kata Gati dalam keterangan pers yang diterima Republika, Jumat (5/4).

Sementara itu, untuk memperluas akses pasar industri perhiasan dalam negeri, pihaknya kerap memfasilitasi pelaku industri kecil dan menengah (IKM) perhiasan nasional ikut terlibat dalam pameran-pameran yang berskala internasional. Salah satu pamerannya pada ajang Jakarta International Jewellery Fair 2019 pada April ini.

Gati menambahkan, penyelenggaraan pameran berperan penting dalam upaya pengembangan investasi industri dan perdagangan perhiasan. Selain itu, kata dia, konsumen bisa mendapatkan produk perhiasan berkualitas dengan harga bersaing serta memperluas wawasan mereka tentang perhiasan yang diproduksi dengan teknologi terbaru, desain terkini, dan ciri khas etnik budaya yang tinggi.

Apalagi, beberapa produsen perhiasan di Indonesia telah menerapkan teknologi industri 4.0 guna meningkatkan produktivitas dan kualitas secara lebih efisien. Dia mencontohkan, pelaku industri perhiasan di Surabaya dan Bandung telah mendesain dan memproduksi dengan penerapan teknologi canggih sehingga menghasilkan produk yang berdaya saing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement