REPUBLIKA.CO.ID, SALABINTANA -- Calon wakil presiden (cawapres) Ma'ruf Amin mengungkapkan jika Indonesia telah menjadi negara besar. Dia mengatakan, Indonesia saat ini telah naik kelas menjadi negara yang aman bagi investor untuk menanamkan modal mereka di tanah air.
"Indonesia sudah mencapai investment grade artinya negara layak untuk investasi. Sehingga orang dari luar banyak investasi," kata Ma'ruf Amin di Sukabumi, Kamis (4/4).
Ma'ruf mengibaratkan masuknya Indonesia ke dalam investment grade sebagai sebuah Mi'raj. Artinya, dia mengatakan, negara layak untuk investasi mengalami kenaikan atau peningkatan dalam hal tertentu. Peringkat tersebut didapat dari Fitch Ratings selaku lembaga pemeringkat utang.
Ia menambahkan dengan peringkat investment grade tersebut membuat Indonesia dipercaya oleh banyak negara sebagai destinasi investasi. Ma'ruf optimis semakin banyaknya investasi asing yang masuk maka ke depan Indonesia akan semakin memajukan perekonomian negara.
"Sehingga orang dari luar banyak yang investasi. Karena dinyatakan oleh dunia internasional sudah naik kelas. Jadi mulai mau miraj. Nantinya jadi negara indonesia maju. Cita-citanya menjadi Indonesia maju," lanjut dia.
Diketahui, lembaga pemeringkat utang, Fitch Ratings, memberikan peringkat investment grade di posisi BBB dengan outlook stable pada 14 Maret 2019. Capaian tersebut naik di tahun 2017 dan bertahan hingga 2019 sejak Indonesia meraih investment grade pada tahun 2011.
Sebelumnya, pernyataan tersebut dilontarkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) saat menghadiri Isra Mi'raj di Wisma Kinasih, Salabintana, Sukabumi Jawa Barat, Rabu (3/4). Dalam kesempatan itu, dia juga menyampaikan jika amannya iklim investasi nasional membuat negara dapat meningkatkan perekonomian.
Dia melanjutkan, hal itu juga berdampak pada hadirnya jaminan sosial yang diberikan pemerintah kepada masyarakat. Kenaikan tersebut lantas membuat pemerintah dapat memberikan jaminan sosial kepada masyarakatnya.
Dia mengatakan, hal itu direalisasikan dalam bentuk kartu Indonesia sehat yang telah menyentuh 215 juta warga negara.
Menurut Ma'ruf, keberadaan kartu tersebut membuat warga miskin tidak terpuruk lebih jauh ke dalam kemiskinan menyusul tinggnya biaya kesehatan. Dia mengatakan, adanya jaminan kesehatan itu membuat masyarakat bisa bebas keluar masuk rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang layak.