REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartato menyampaikan, guna mengembangkan industri fashion Muslim di tingkat domestik maupun internasional, pemerintah akan mendorong pelaku industri untuk meningkatkan produksi tekstilnya. Di samping itu, pihaknya mengaku siap memfasilitasi kebutuhan pengembangan industri fashion berupa pendampingan dan pameran.
“Kami fasilitasi pameran dan juga (kerja sama) dengan desainer-desainer fashion Muslim,” kata Airlangga saat ditemui Republika.co.id, di Grand Mercure, Jakarta, Jumat (29/3) malam.
Menurutnya, pengembangan industri fashion Muslim tergantung dari seberapa besar permintaan pasar. Saat ini, kata dia, seiring dengan pertumbuhan tren fashion Muslim yang sedang berkembang di tingkat global, Indonesia perlu mengambil peran guna menjadi kiblat fashion Muslim dunia. Caranya, dengan menggembangkan industri tekstilnya secara kompetitif.
Untuk itu pihaknya mengapresiasi kehadiran Asia Pasifik Rayon (APR) sebagai salah satu produsen serat viscouse rayon terintegrasi di Indonesia. Dengan adanya APR, dia berharap produksi viscouse dapat mengurangu devisa impor serta dapat memberikan efek domino kepada lingkup industri fashion dan tekstil.
Sebagai salah satu industri andalan Indonesia, kata dia, sektor tekstil dapat bertumbuh sebab memiliki basis bahan baku dari lokal yang tersedia. Adapun viscouse sendiri merupakan jenis serat yang berasal dari biji pohon akasia yang mana produk tekstilnya memiliki kualitas terbaik dibanding polyster dan katun.
Ketua Umum Indonesia Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma menilai, produk viscouse kerap digemari oleh pengguna fashion Muslim sebab adaptif terhadap cuaca. Menurutnya, meski fashion Muslim kerap menggunakan balutan panjang dan tertutup, jika menggunakan pakaian berbahan viscouse maka busana yang dipakai kerap nyaman dan tidak panas.
“Kalau di negara-negara Muslim, bahan tekstil seperti viscouse ini sangat laku,” katanya.