REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo menyebut aliran modal asing yang masuk pasar domestik (capital inflow) mencapai Rp 90 triliun hingga pekan terakhir Maret 2019. Menurut Dody, aliran modal tersebut berasal dari pembelian Surat Berharga Negara (SBN) maupun saham.
"Aliran modal masuk dari isntrumen domestik dari minggu lalu posisinya net surplus Rp 15 triliun sampai Rp 16 triliun," kata Dody saat ditemui di Gedung BI, Jakarta, Jumat (29/3).
Dody mengungkapkan, beberapa negara maju mengalami perlambatan ekonomi serta masih menghadapi tantangan ketidakpastian Brexit. Sejumlah isu tersebut cukup berpengaruh ke pasar keuangan negara berkembang, termasuk di Indonesia.
Menurut Dody, rupiah sempat mengalami depresiasi selama sepekan sebesar 0,5 persen. Meski demikian Dody mengatakan kepercayaan investor dari dalam dan luar negeri terhadap perekonomian Indonesia masih cukup tinggi.
Untuk mengatasi risiko defisit transaksi, pemerintah dan BI berupaya mendorong ekspor dan membatasi impor. Pemerintah juga melakukan relaksasi proses ekspor untuk membangun iklim investasi yang baik.
Sementara itu dari sisi akun finansial, pemerintah berupaya menjaga pasar keuangan domestik lebih baik dari return. "Di situlah kunci kita bisa menarik inflow dana asing masuk ke Indonesia," kata Dody.