Senin 25 Mar 2019 15:13 WIB

Pertumbuhan Kredit Perbankan Melambat Jelang Pemilu 2019

Pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) melambat pada bulan Desember 2018.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Kredit (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Kredit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebutkan, laju pertumbuhan kredit perbankan diperkirakan sedikit mengalami pelambatan menjelang Pemilu 2019. Pelambatan ini dipicu keterbatasan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK).

"Pertumbuhan kredit yang lebih tinggi masih dapat berlanjut di awal tahun 2019, meski lajunya diperkirakan sedikit mengalami perlambatan di tengah keterbatasan pertumbuhan DPK dan periode Pemilu yang berdampak pada perilaku korporasi dan konsumen dalam permintaan kredit baru," ujar Direktur Group Surveilans & Stabilitas Sistem Keuangan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Doddy Ariefianto dalam Indikator Likuiditas LPS Maret 2019 yang diterbitkan Senin (25/3).

Baca Juga

Pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) melambat pada bulan Desember 2018. Pada bulan itu, kredit perbankan tumbuh 11,75 persen (yoy), lebih rendah dari 12,05 persen di bulan sebelumnya.

Di saat yang sama, pertumbuhan DPK melambat dari 7,19 persen menjadi 6,45 persen, yang terendah sejak Oktober 2016. Dengan perkembangan ini, rasio kredit terhadap simpanan (LDR) meningkat dari 92,59 persen pada bulan November menjadi 94,04 persen.

Di sisi lain, pada 2019 ini pertumbuhan DPK diyakini akan tumbuh lebih baik menyeimbangkan laju pertumbuhan kredit. Ekspansi di sisi moneter dan fiskal dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan DPK ke level yang lebih tinggi.

"Pertumbuhan kredit dan DPK pada tahun 2019 diperkirakan mencapai 12,4 persen dan 9,0 persen," kata Doddy.

Sementara itu untuk simpanan deposito, rata-rata bunga deposito rupiah (dihitung dengan rata-rata bergerak 22 hari) bank benchmark LPS pada akhir Februari 2019 mencapai 6,18 persen, naik hanya 1 bps dari posisi akhir bulan sebelumnya.

Hal yang sama terjadi pada rata-rata suku bunga maksimum yang naik 3 bps ke posisi 7,34 persen, tapi suku bunga minimum mengalami penurunan sebesar 1 bps ke 5,03 persen. Sementara itu, rata-rata bunga deposito valas industri mengalami kenaikan sebesar 3 bps pada bulan lalu menjadi 1,2 persen.

Menurut  Doddy, tren kenaikan lanjutan pada suku bunga simpanan perbankan diperkirakan sudah mendekati optimal (peeking out) dan berpotensi melandai di tengah laju kenaikan suku bunga kebijakan yang sudah berhenti dalam beberapa bulan terakhir.

"Signal penurunan cukup terbuka, mempertimbangkan bahwa bank perlu menjaga level margin yang sudah cenderung turun," kata Doddy.

Di sisi lain suku bunga simpanan valas onshore diperkirakan juga akan stabil mempertimbangkan suku bunga LIBOR yang tidak banyak menunjukkan kenaikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement