Selasa 19 Mar 2019 13:09 WIB

Tiket Pesawat Mahal, Bus Akap Sumbar Kebanjiran Penumpang

Satu perusahaan bus akap mengalami kenaikan penumpang hingga 100 persen

Rep: Febrian Fachri/ Red: Christiyaningsih
Bus antarkota melintas di kawasan Pelabuhan Bakauheni, Lampung, Kamis (31/5).
Foto: Republika/Prayogi
Bus antarkota melintas di kawasan Pelabuhan Bakauheni, Lampung, Kamis (31/5).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumbar Heri Noviardi mengatakan kenaikan harga tiket pesawat untuk penerbangan lokal berimbas positif bagi transportasi darat. Imbas kenaikan harga tiket pesawat dirasakan bus antarkota antarprovinsi (akap). Heri mencontohkan salah satu perusahaan transportasi akap di Sumbar NPM jurusan Padang-Jakarta mengalami peningkatan penumpang hingga 100 persen lebih.

Biasanya NPM memberangkatkan tiga bus sehari dari Sumbar menuju Jakarta-Bogor dan Bandung. Sekarang meningkat jadi tujuh armada perhari. "Peningkatannya yang paling drastis itu di NPM. Dari tiga perhari meningkat jadi tujuh. Bahkan penumpang NPM itu tidak tercover semua permintaan. Harus nyari bus tambahan," kata Heri kepada Republika, Selasa (19/3).

Peningkatan jumlah penumpang NPM itu tersebar di beberapa kabupaten/kota. Di antaranya seperti dari kabupaten Lima Puluh Kota, Bukittinggi, Padang Panjang, Padang Pariaman, dan Kota Padang.

Bus NPM menyediakan akses pembelian tiket secara daring dan langsung ke loket. Ada dua kelas yang disediakan NPM yaitu kelas ekonomi dan eksekutif. Untuk rute Jakarta-Padang atau Padang Jakarta, kelas ekonomi NPM dijual seharga Rp 300 ribu. Sedangkan untuk kelas eksekutif dibanderol Rp 400 ribu.

Selain NPM ada PO pula Transport, Gumarang Jaya, ANS, Family Raya, dan lain-lain. Akan tetapi peningkatan perusahaan selain NPM tidak terlalu signifikan karena keterbatasan armada. Menurut Heri selama ini banyak perusahaan akap yang mengalami penurunan karena kalah bersaing dengan transportasi udara. "ALS, Gumarang Jaya, dan lain-lain itu masih memberangkatkan satu armada sehari (Padang-Jakarta)," ujar Heri.

Selain jurusan Padang-Jakarta, Heri melihat  ada peningkatan drastis penumpang dari Padang menuju Medan. Untuk jurusan ini bus yang paling dominan adalah perusahaan dari Sumut PT Antar Lintas Sumatera (ALS). Besaran kenaikan penumpang ALS Padang-Medan menurut Heri mencapai 30 persen.

Dia mengatakan dalam waktu dekat ini kecil peluang menurunnya harga tiket pesawat penerbangan antar provinsi. Jadi, masyarakat kelas menengah ke bawah menurut Heri akan memilih bepergian dengan bus. Dengan naiknya tren peningkatan transportasi darat ini, Dishub Sumbar mengimbau kepada perusahaan supaya meningkatkan jumlah armada dan kualitas pelayanan kepada masyarakat. "Kendaraan yang dioperasikan harus layak jalan dan harus memperhatikan ketepatan waktu," kata Heri menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement