REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog menambah operasional dua gudang baru di wilayah Jawa Tengah. Gudang pertama berada di komplek pergudangan Bumirejo, Kabupaten Pati dan gudang kedua berada di komplek Pergudangan Klahang, Sokaraja, Kabupaten Banyumas.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, keberadaan gudang baru tersebut sejalan dengan komitmen perusahaannya dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Hal ini dipertegas dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2016 tentang Penugasan kepada Perusahaan Umum (Perum) BULOG dalam Rangka Ketahanan Pangan Nasional.
"Kedua gudang baru ini juga telah mempertimbangkan aspek strategis dan ekonomis. Lokasi komplek gudang yang dekat dengan lahan persawahan petani serta akses jalan, membuatnya makin mudah dijangkau oleh masyarakat," katanya saat melakukan peresmian yang dipusatkan di Kabupaten Pati, Senin (4/3).
Gudang Bulog di Bumirejo merupakan perluasan dari gudang sebelumnya yang menempati area seluas 1,5 hektare, dengan total kapasitas kini mencapai 5.500 ton. Gudang sebelumnya berkapasitas 3.500 ton.
Dalam area tersebut juga terdapat unit pengolahan, kantor gudang, laboratorium pemeriksaan kualitas, rumah dinas, mushola, toilet umum, dan pos jaga. Dalam pembangunannya, gudang baru ini menghabiskan anggaran sebesar Rp 4,9 miliar, dengan waktu pengerjaan selama enam bulan.
Sedangka, gudang Bulog di Klahang, Kabupaten Banyumas memiliki kapasitas 3.500 ton. Gudang dengan lebar 30 meter, panjang 54 meter, serta tinggi tujuh meter tersebut diprioritaskan untuk menampung komoditas kedelai.
Menurutnya, penambahan gudang baru ini sangat penting untuk menjaga ketersediaan, keterjangkauan dan stabilisasi pangan. Hal tersebut sekaligus sebagai langkah antisipasi, mengingat kedua wilayah tersebut merupakan pusat produksi beras maupun kedelai terbesar diantara kabupaten yang berada di sekelilingnya.
Diakui Buwas, sapaan akrab Budi Waseso, gudang baru ini juga sejalan dengan komitmen untuk menjaga ketersediaan pangan dan stabilisasi harga pangan pada tingkat konsumen serta produsen.
"Perum Bulog harus dilengkapi dengan ketersediaan maupun pengembangan infrastruktur pascapanen, terutama padi, jagung dan kedelai," ujar dia.
Kabupaten Pati merupakan pusat produksi beras paling luas dibanding kabupaten lain di wilayah Eks Karesidenan Pati, yang meliputi Jepara, Kudus, Rembang dan Blora. Begitu pula Kabupaten Banyumas yang menjadi salah satu sentra penyuplai kedelai terbesar di antara kabupaten lain di sekitarnya.
Saat musim panen berlangsung, ia melanjutkan, gudang baru tersebut sudah dapat dimanfaatkan untuk menampung serapan pengadaan beras maupun kedelai secara maksimal.
Sementara itu, terkait pengadaan beras pada tahun ini, Bulog telah menetapkan target serapan sebanyak 1,8 juta ton di seluruh Indonesia. Dengan adanya gudang baru, ini menjadi antisipasi lokasi penampungan sehingga serapan pengadaan setara beras secara maksimal dapat dilakukan.
"Jika melihat potensi panenan pada tahun ini, di seluruh wilayah kerja Bulog diprediksi penyerapan pengadaannya akan mencapai rata-rata maksimal," kata dia.