REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menganggarkan cost and capital expenditure (capex) sebesar Rp 5,2 triliun guna mengembangkan digitalisasi. Besaran angka tersebut naik 24 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pengembangan digitalisasi tersebut seperti peningkatan sistem keamanan, software dan hardware. “Investasi tahun ini tidak banyak. Kami menyiapkan total capex sebesar 5,2 triliun pada tahun ini,” ujarnya di Jakarta, Jumat (1/3).
Kendati gencar mengembangkan digitalisasi, kata Jahja, perusahaan tetap mempertahankan fasilitas secara konvesional. Mengingat tidak semua nasabah melek teknologi.
“Kalau startup pasti melek teknologi sebaliknya nasabah gradasi usia di bank ada yang merem-melek, kita tidak bisa memaksa nasabah melek teknologi,” ungkapnya.
Beberapa waktu lalu, BCA merilis fitur QR-ku dan Oneklik, lalu produk widget keyboard yang dinamai BCA Keyboard. BCA keyboard bisa dipakai semua aplikasi chatting, tidak perlu keluar lagi dari aplikasi untuk transaksi.
Direktur BCA Rudi Susanto menambahkan fitur itu memudahkan nasabah untuk bertransaksi melalui keyboard tanpa harus membuka aplikasi Mobile-BCA di ponsel. Hanya saja, aplikasi ini belum bisa digunakan untuk perangkat Apple Store.
“Kalau Android sudah oke, market share 70 persen sampai 80 persen. Kita harapkan Iphone bisa menerima BCA Keyboard,” ungkapnya.
Ke depan, perusahaan akan melakukan inovasi berupa pembukaan rekening nasabah melalui aplikasi. Rencananya fitur ini akan diluncurkan pada 11 Maret mendatang.