REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) mencatatkan pertumbuhan positif dengan volume penjualan naik 21 persen dan laba bersih 952 persen pada semester I 2025 dibandingkan periode tahun sebelumnya. Direktur Utama SMBR Suherman Yahya mengatakan sejumlah faktor-faktor kunci yang mendasari kinerja cemerlang perseroan sepanjang paruh pertama tahun ini.
"Pertumbuhan ini ditopang peningkatan permintaan semen di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) sebesar delapan persen," ujar Suherman dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (1/10/2025).
Suherman menyebut capaian tersebut merupakan torehan positif di tengah kondisi industri semen nasional yang masih mengalami kontraksi permintaan sekitar dua persen akibat kondisi oversupply yang diproyeksikan bertahan hingga 2030.
Suherman menyampaikan wilayah Sumbagsel merupakan basis utama pasar SMBR dengan pertumbuhan yang ditopang oleh program pemerintah di sektor infrastruktur dan perumahan, proyek swasta yang terus berjalan, serta kontribusi signifikan dari sektor retail
"Walaupun secara nasional demand turun dua persen, pasar SMBR di Sumatera Bagian Selatan justru tumbuh. Ini momentum bagi kami untuk terus meningkatkan pertumbuhan dengan memanfaatkan potensi pasar Sumbagsel yang merupakan pusat pertumbuhan,” ucap Suherman.
Sementara itu, Direktur Keuangan & SDM SMBR, Rahmat Hidayat, menegaskan capaian tersebut merupakan kombinasi dari strategi efisiensi internal dan sinergi bersama SIG sebagai holding BUMN semen. Dari sisi internal, lanjut Rahmat, SMBR menekan biaya produksi agar harga pokok lebih efisien, mengoptimalkan jalur distribusi ke pasar utama, dan memperkuat konsolidasi pasar.
"Dari sisi sinergi dengan SIG, SMBR mendapatkan skala ekonomis yang lebih besar serta dukungan rantai pasok yang luas, sehingga akses pasar semakin kuat. Dua hal ini yang menjadi faktor dominan meningkatnya volume penjualan dan laba bersih SMBR di semester I 2025," kata Rahmat
Sementara itu, Direktur Operasi SMBR Taufik menekankan efisiensi juga ditopang oleh penerapan strategi cost leadership melalui teknologi dan inovasi proses produksi. Taufik menyampaikan Semen Baturaja saat ini menerapkan strategi cost leadership dengan menekan biaya produksi melalui efisiensi energi, seperti penurunan faktor klinker dan penggunaan bahan baku alternatif yang lebih ekonomis.
"Kami juga mengadopsi teknologi plant automation dengan sistem Intelligence Process Control System (IPCS), yaitu sistem berbasis model prediktif yang mengoptimalkan operasi produksi secara real time," ujar Taufik.
Taufik menyebut sistem ini mampu menghitung otomatis kebutuhan bahan bakar, temperatur, hingga kadar oksigen sehingga proses produksi lebih stabil, hemat energi, ramah lingkungan, serta menjaga kualitas produk tetap terjamin.
Dengan capaian positif ini, ucap Taufik, SMBR optimistis dapat menutup tahun 2025 dengan kinerja yang solid sekaligus memperkuat kontribusi perseroan terhadap SIG dan pembangunan infrastruktur di Indonesia.