REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) akan memaparkan secara terbuka mengenai kondisi keuangan perusahaan pada 9 Maret mendatang. Hingga saat ini perseroan belum bisa menjelaskan terkait kondisi keuangan dikarenakan masih dalam tahap audit BPK.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati berjanji Pertamina akan segera melakukan pemaparan kondisi keuangan perusahaan pada bulan ini. "Tanggal 9 (Maret) ya, tunggu ya," ujar Nicke di Rapat Koordinasi Tahunan BUMN di JCC, Kamis (28/2).
Direktur Keuangan Pertamina, Pahala Mansyuri menjelaskan bahwa saat ini proses audit akan berlangsung. Namun berbeda dengan Nicke, Pahala menjelaskan proses audit baru bisa selesai akhir Maret mendatang.
"Ini masih diaudit. Insyallah akhir bulan maret proses audit baru akan selesai. Jadi bisa ketahuan," ujar Pahala dalam kesempatan sama.
Sayangnya, Pahala belum bisa memberikan bocoran apapun terkait kondisi keuangan perusahaan minyak terbesar milik Indonesia ini. Sebab, kata dia, kinerja perusahaan juga erat kaitanya dengan berbagai penugasan yang diamanatkan pemerintah.
"Perkiraan ya ada, tapi karena Pertamina itu ada melakukan distribusi BBM subsidi maupun penugasan, laporan keuangan butuh audit BPK," ujarnya.
Namun saat ditanya soal potensi perolehan laba, Pahala optimistis perseroan akan menorehkan laba yang cukup baik pada 2018. Saat ditanya apakah kemungkinan laba bisa diatas Rp 5 triliun, Pahala mantab menjawab, "Pasti."
Untuk strategi di 2019 sendiri, Pahala menjelaskan dari sisi keuangan perusahaan membagi tiga segmentasi lumbung pendapatan. Ia mengatakan di sisi hulu migas, investasi akan terus dilakukan untuk bisa mempertahankan produksi.
Menurutnya, dengan mempertahankan produksi dan menekan declining harapannya akan menciptakan kondisi keuangan yang baik. Pertama, ungkap Pahala, dari sisi upstream, Pertamina akan melakukan investasi untuk mempertahankan produksi.
"Paling nggak penurunan produksinya bisa berkurang. Kan bagus untuk keuangan," ujar Pahala.
Kedua, lanjut Pahala, untuk bisa meningkatkan efisiensi dan nilai tambah, di segmen midstream atau pengolahan Pertamina akan mempercepat proses pembangunan kilang. "Kita memulai beberapa kegiatan investasi untuk pengembangan kilang yang kita miliki. Misalnya kontraktor EPC kita tunjuk itu RDMP balikpapan," tuturnya.
Sedangkan untuk bisa menghindari losses dan kerugian di sisi hilir migas, tambah Pahala, perusahaan akan melakukan investasi dibidang digitalisasi SPBU. "Lalu kita lakukan digitalisasi SPBU agar bisa melakukan penyaluran tetap tepat sasaran lalu kemudian melakukan cost efektif baik di upstream, downstream, dan midstream," ujar Pahala.