Kamis 14 Feb 2019 11:41 WIB

'Rupiah Berpotensi Menguat Seiring Mata Uang Regional'

Rupiah memanfaatkan terkoreksinya dolar AS.

Karyawan menghitung mata uang rupiah di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (28/1/2019).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Karyawan menghitung mata uang rupiah di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (28/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak melemah 34 poin menjadi Rp 14.093 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp 14.059 per dolar AS. Namun, ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih memprediksi pada Kamis (14/2) nilai tukar rupiah masih berpotensi menguat seiring apresiasi mata uang regional. 

"Pagi ini mata uang kuat Asia yen dan HK dolar dibuka menguat terhadap dolar AS yang bisa menjadi sentimen penguatan rupiah hari ini," ujar Lana di Jakarta, Kamis.

Yen sendiri menguat 0,03 poin ke posisi 110,98  per dolar AS dari sebelumnya 111,01 per dolar AS. Sedangkan dolar Hong Kong menguat menjadi  7,85 per dolar AS.

"Rupiah kemungkinan menguat ke level Rp 14.030 per dolar AS sampai Rp 14.050 per dolar AS," ujar Lana.

Sebelumnya, rupiah pada Rabu (13/2) sore lalu menguat memanfaatkan terkoreksinya dolar AS. Pelemahan dolar terjadi akibat aksi ambil untung oleh pelaku pasar.

Pelaku pasar juga masih mengantisipasi perkembangan negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan Cina. Trump menyatakan negosiasi hanya akan didelegasikan dan menginginkan negosiasi diperpanjang.

Hingga pukul 10.54 WIB, nilai tukar rupiah masih bergerak melemah 36 poin menjadi Rp 14.095 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp 14.059 per dolar AS.  

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement