Kamis 31 Jan 2019 06:14 WIB

Fed AS Pertahankan Suku Bunga tak Berubah

Terakhir kali The Fed menaikkan suku bunga acuan pada Desember 2018

The Fed/Ilustrasi
Foto: ABC News
The Fed/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bank Sentral AS, Federal Reserve (Fed), pada Rabu (30/1) mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah. Keputusan ini sejalan dengan ekspektasi pasar, menegaskan kembali posisinya untuk bersabar dengan kenaikan suku bunga yang akan datang.

Dalam mendukung tujuan untuk mendorong lapangan kerja maksimum dan stabilitas harga, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memutuskan untuk mempertahankan kisaran target untuk suku bunga acuan federal fund pada 2,25 persen hingga 2,50 persen. Bank sentral mengatakan hal tersebut dalam sebuah pernyataan setelah mengakhiri pertemuan kebijakan dua hari.

Komite terus melihat ekspansi berkelanjutan dari kegiatan ekonomi, kondisi pasar tenaga kerja yang kuat, dan inflasi mendekati sasaran dua persen sebagai hasil yang paling mungkin.

"Mengingat perkembangan ekonomi dan keuangan global dan tekanan inflasi yang diredam, Komite akan bersabar ketika menentukan penyesuaian di masa mendatang pada kisaran target untuk suku bunga federal fund yang mungkin sesuai untuk mendukung hasil ini," kata the Fed.

The Fed pada Desember menaikkan suku bunga jangka pendek sebesar seperempat persentase poin. Tetapi the Fed mengisyaratkan laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat pada tahun 2019 karena ekonomi AS diperkirakan akan mendingin.

Dalam rilis terpisah dari pernyataan kebijakannya, bank sentral AS juga mengatakan sementara pihaknya melanjutkan pengurangan neraca bulanannya, bank sentral siap untuk mengubah langkah mengingat perkembangan ekonomi dan keuangan di waktu mendatang.

The Fed mengatakan dalam dokumen yang sama bahwa mereka telah memutuskan untuk terus mengelola kebijakan dengan sistem cadangan "cukup", sebuah sinyal bahwa neraca keuangannya dapat berakhir lebih cepat dari yang diperkirakan.

Secara bersama-sama, kedua dokumen itu dimaksudkan untuk menyampaikan fleksibilitas maksimum dari bank sentral yang dalam beberapa pekan terakhir dihantam oleh volatilitas pasar keuangan dan tanda-tanda perlambatan ekonomi global.

sumber : Antara/Xinhua
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement