Ahad 27 Jan 2019 15:07 WIB

PLN akan Uji Coba Dua Pembangkit Baru di Sumbawa

PLTMG Sumbawa berkapasitas 3x17 MW dan PLTU Kertasari berkapasitas 2x7 MW.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Dwi Murdaningsih
Dua orang karyawan berada di menara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumbawa Barat di Desa Kertasari, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, NTB, Kamis (1/6). Untuk mendukung keandalan kelistrikan sektor Tambora (pulau Sumbawa) PLN melanjutkan pembangunan PLTU Sumbawa Barat kapasitas 2x27 MW yang ditargetkan beroperasi akhir tahun 2017 dan PLTU Bima 2x10 MW beroperasi tahun 2018 dengan jaringan transmisi sepanjang 583 kilometer sirkuit (kms) di wilayah pulau Sumbawa.
Foto: Ahmad Subaidi/Antara
Dua orang karyawan berada di menara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumbawa Barat di Desa Kertasari, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, NTB, Kamis (1/6). Untuk mendukung keandalan kelistrikan sektor Tambora (pulau Sumbawa) PLN melanjutkan pembangunan PLTU Sumbawa Barat kapasitas 2x27 MW yang ditargetkan beroperasi akhir tahun 2017 dan PLTU Bima 2x10 MW beroperasi tahun 2018 dengan jaringan transmisi sepanjang 583 kilometer sirkuit (kms) di wilayah pulau Sumbawa.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Sumbawa Hamzah mengatakan dua pembangkit baru yang selesai dibangun di Sumbawa pada Desember 2018 akan masuk tahap pengujian. Pembangkit itu adalah PLTMG Sumbawa kapasitas 3x17 MW dan PLTU Kertasari kapasitas 2x7 MW.

Hamzah menjelaskan  pengujian yang dilakukan kemungkinan dapat mengakibatkan padam di pelanggan secara tiba-tiba. Hal tersebut disebabkan karena hilangnya pasokan listrik dalam skala besar yang menyuplai sistem Sumbawa sehingga sistem menjadi tidak stabil. Hamzah menyebutkan, hilangnya pasokan bisa disebabkan karena banyak hal, salah satunya adanya kegagalan pada beberapa peralatan yang baru dioperasikan.

"Itulah fungsi dari pengujian, untuk memastikan semua peralatan dalam kondisi aman untuk beroperasi. Apabila pembangkit memang belum aman dan belum layak, kami tidak akan mengoperasikan sampai dilakukan perbaikan," ujar Hamzah dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id di Mataram, NTB, Ahad (27/1).

Hamzah menambahkan, tahapan proses pengujian direncanakan selesai pada akhir Februari 2019 sehingga PLMTG Sumbawa dan PLTU Kertasari bisa segera memasok kebutuhan listrik masyarakat Sumbawa pada awal Maret 2019.

Hamzah menerangkan, pembangkit baru ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Sumbawa dan sebagai upaya antisipasi terhadap penggunaan listrik yang akan semakin meningkat seiring dengan perekonomian yang semakin tumbuh.

Hamzah menyebutkan, ketersediaan pembangkit untuk Sumbawa saat inu telah mencukupi dengan beban puncak Sumbawa di malam hari telah mencapai 45 MW dan ketersediaan pembangkit PLN sebesar 51 MW. Sementara cadangan daya hanya sebesar 6 MW atau 11 persen dari kapasitas pembangkit yang ada.

"Kami ingin sistem Sumbawa lebih andal.  Lebih cepat pembangkit baru beroperasi, pastinya akan lebih bagus lagi untuk memperkuat sistem Sumbawa," kata Hamzah.

Selain karena tahap pengujian dua pembangkit di atas, pemadaman juga terjadi akibat cuaca ekstrem yang diperkirakan akan berlangsung sampai 29 Januari 2019. "Kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Kami akan terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Mohon doa dari seluruh masyarakat Sumbawa agar proses pengujian dapat berjalan lancar," ucap Hamzah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement