REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong nasabah penerima pinjaman Pemodalan Nasional Madani melalui program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) agar bisa naik kelas menjadi penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan plafon lebih tinggi. Program ini merupakan wujud nyata keberpihakan pemerintah bagi masyarakat kecil dalam rangka meningkatkan kualitas hidup.
Presiden juga mendorong nasabah Mekaar yang telah menerima modal usaha untuk menyisihkan keuntungan mereka dengan cara menabung. Dengan demikian kelompok ibu-ibu prasejahtera yang tadinya belum masuk financial inclusive tersebut sudah menjadi bagian dari perbankan seperti diharapkan pemerintah.
"Saya senang jika Ibu-ibu bisa menabung dari pendapatan usahanya. Kalau sudah ada pembukuan bisa dapat KUR, dan harus disiplin. Jika usaha bagus pembukuan bagus, maka bisa dapat KUR dari bank," jelas Jokowi di hadapan ribuan nasabah Mekaar, Jumat (25/1).
Senada dengan Presiden, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno juga mendorong nasabah untuk bisa naik kelas. Nasabah yang telah mendapatkan pembinaan yang dilakukan PT PNM (Persero) dan telah mempunyai kapasitas yang layak untuk dibiayai akan mendapatkan fasilitas KUR Mikro melalui sinergi dengan Himbara.
PT PNM mencatat jumlah nasabah Mekaar di Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi hingga saat ini tercatat 1,02 juta nasabah. Sementara jumlah pendamping (account officer) tercatat sebanyak 415 orang.
Secara nasional, jumlah penerima nasabah hingga saat ini tercatat sebanyak 4,14 juta nasabah yang tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah pendamping tercatat sebanyak 23.203 orang.