Jumat 25 Jan 2019 13:51 WIB

Sembalun Masih Berpotensi Jadi Sentra Produksi Bawang Putih

Potensi lahan tanam bawang putih di Sembalun mencapai 40 ribu hektare.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Dwi Murdaningsih
Sentra baru bawang putih
Sentra baru bawang putih

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki potensi besar dalam bidang pertanian. Ketua Badan Pengawas dan Disiplin (BPD) Partai Gerindra Bambang Kristiono menyebut kawasan Sembalun di Kabupaten Lombok Timur yang memiliki potensi besar dalam sektor pertanian holtikultura. 

"Sembalun dulu pernah berjaya sebagai sentra bawang putih nasional, kenapa sekarang tenggelam, ini pertanyaannya. Seharusnya potensi ini terus dikembangkan lebih bagus lagi," ujar Bambang dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id di Mataram, NTB, Sabtu (19/1).

Kecamatan Sembalun yang berada di kaki Gunung Rinjani, kata Bambang, pada era 90an sempat dikenal sebagai sentra produksi bawang putih nasional. Namun, lanjut Bambang, adanya krisis ekonomi dan maraknya kebijakan impor bawang putih dari Cina, India dan Vietnam saat itu, membuat harga komoditi unggulan ini terjun bebas. 

"Hal ini membuat petani rugi dan masa kejayaan bawang putih di Sembalun pun perlahan meredup," kata Bambang. 

Meski kejayaan Sembalun sebagai sentra produksi bawang putih nasional meredup, potensi Sembalun tak seluruhnya ikut hilang. Bambang menyebutkan, Sembalun yang berada di dataran tinggi dan memiliki kesuburan tanah yang baik membuat potensi Sembalun masih bisa dikembangkan. 

"Anjloknya harga saat itu kan karena keadaan situasional, karena krismon dan kebijakan impor yang berlebihan, tapi potensi ini masih ada, menunggu kita gali kembali dan ini harus bisa dijadikan modal untuk kita bangkit kembali meraih kejayaan itu," ucap dia.

Ia mengatakan, masyarakat petani di Sembalun bisa mulai kembali mendorong perluasan lahan tanam bawang putih. Terlebih, varietas Sangga yang menjadi varietas unggulan nasional, proses pembenihan dan pembibitan hanya bisa maksimal jika dilakukan di Sembalun.

Hal ini menjadi kekhasan dan daya dukung tersendiri bagi Sembalun, sebagai daerah andalan untuk mengembalikan kejayaan pertanian Lombok di masa depan. "Tinggal bagaimana masyarakat, pemerintahan NTB dan kita semua mau tekun dan serius mengembangkannya kembali," ujar Bambang. 

Saat ini, kata Bambang, pemerintah sedamg melakukan beragam upaya untuk meraih swasembada bawang putih nasional. Kawasan Sembalun telah ditetapkan sebagai salah satu sentra bawang putih yang akan dikembangkan bersama beberapa daerah lainnya.

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, kata Bambang, potensi lahan tanam bawang putih di Sembalun mencapai 40 ribu hektare. 

"Dari potensi ini, yang dimanfaatkan saat ini baru sekitar 5 ribu hektare, berarti peluangnya masih sangat besar," katanya. 

Bambang menilai, hal tersebut menjadi peluang baik bagi masyarakat petani, terutama yang berada di daerah Sembalun, Lombok Timur. 

"Peluang dan potensi itu hanya bisa diraih hasilnya, jika ada semangat kolektif dari masyarakat dan pemerintah NTB untuk masing-masing mengambil peran yang nyata," ucap Bambang. 

Bambang yang juga seorang  juga mengkritisi kebijakan impor bawang putih yang masih dilakukan pemerintah saat ini. Dia menilai kebijakan tersebut seharusnya mulai dibatasi sebab praktik kebijakan impor ini telah membuka peluang bagi para pelaku kartel untuk memanfaatkan kesempatan ini buat menangguk keuntungan dengan merugikan para petani. 

"Dampaknya harga bawang putih produksi petani kita bisa anjlok kapan saja, petani kita akan frustasi serta malas berkiprah di sektor ini lagi akibat dari ulah para mafia kartel ini," kata dia. 

Ia menegaskan, ketika petani mengembangkan komoditas unggulan daerah seharusnya pemerintah mengimbangi dengan pengurangan impor dan juga pengawasan tata niaga komoditas tersebut, termasuk bawang putih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement