Selasa 22 Jan 2019 08:12 WIB

IMF: Ekspansi Global Melemah dengan Pertumbuhan Rendah

Setelah dua tahun mencatat ekspansi solid, ekonomi dunia tumbuh lebih lambat.

Managing Director dan Chairwoman Dana Moneter Internasional (IMF), Christine Lagarde dalam konferensi pers World Economic Forum di Davos, Senin (21/1).
Foto: AP
Managing Director dan Chairwoman Dana Moneter Internasional (IMF), Christine Lagarde dalam konferensi pers World Economic Forum di Davos, Senin (21/1).

REPUBLIKA.CO.ID, DAVOS -- Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pada Senin (21/1) bahwa ekspansi global telah melemah. Ekonomi dunia diperkirakan akan tumbuh 3,5 persen pada 2019, dan 3,6 persen pada 2020.

IMF mengatakan pertumbuhan dinilai pada 0,2 persentase poin lebih rendah untuk tahun ini dan 0,1 persentase poin lebih rendah untuk tahun depan, dibandingkan dengan proyeksi Oktober lalu. Hal itu diungkapkan dalam Prospek Ekonomi Dunia (World Economic Outlook) yang direvisi menjelang pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia di Davos-Klosters, Swis.

"Setelah dua tahun mencatat ekspansi solid, ekonomi dunia tumbuh lebih lambat dari yang diharapkan, dan risiko-risiko meningkat," kata Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde pada konferensi pers di Davos.

Baca juga, PBB: Pertumbuhan Global Tetap di Kisaran Tiga Persen

Dia memperingatkan bahwa sekalipun ekonomi terus bergerak maju, ekonomi menghadapi risiko-risiko yang cukup besar. Beberapa risiko itu di antaranya terkait dengan kebijakan.

Menurutnya, risiko-risiko semakin terkait dengan tarif lebih tinggi yang mempengaruhi masa depan perdagangan global bersama. Tak hanya itu, risiko juga terkait harga aset yang lebih rendah dan volatilitas pasar yang lebih tinggi dalam pengetatan kondisi keuangan di dunia.

Namun, kondisi-kondisi itu tidak berarti dunia menghadapi resesi, kata Lagarde, tetapi hanya perlambatan. "Komunitas internasional harus bersatu untuk membangun masa depan yang lebih cerah untuk semua," ucap Lagarde.

Di semua negara, lanjutnya, diperlukan langkah untuk meningkatkan potensi pertumbuhan output, meningkatkan inklusivitas, serta memperkuat penyangga fiskal dan keuangan di lingkungan yang memiliki beban utang tinggi dan kondisi keuangan yang lebih ketat. "Itu adalah keharusan," kata IMF.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement