Kamis 17 Jan 2019 14:49 WIB

Schroders Sebut Pasar Modal Indonesia Mulai Bergairah

Investor asing mulai membanjiri pasar modal nasional.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolanda
Seorang pria beraktivitas di dekat layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/1).
Foto: Republika/Prayogi
Seorang pria beraktivitas di dekat layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan manajemen investasi Schroders Indonesia menilai perekonomian global tahun ini masih akan bergejolak dan penuh ketidakpastian. Kondisi tersebut merupakan lanjutan dari 2018.

CEO Schroders Indonesia Michael Tjoajadi menuturkan, sepanjang 2018 kondisi perekonomian global banyak memengaruhi pasar Indonesia. Di antaranya sentimen negatif akibat perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Cina. 

"Hal itu membuat Bank Indonesia (BI) turut menaikkan suku bunga acuannya. Meski begitu, Indonesia dapat menjaga pertumbuhan ekonominya tetap positif," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis, (17/1).

Pada 2019, ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap positif. Hal itu didukung oleh pemulihan daya beli domestik. 

Pasar modal Indonesia pun, kata dia, mulai bergairah. Pasalnya para investor asing mulai kembali masuk ke pasar saham dan obligasi Indonesia. 

"Hanya saja, kita harus tetap waspada dengan kondisi ekonomi global yang dapat berimbas pada kondisi pasar domestik,” tegasnya. Ia menambahkan, tahun ini faktor global dan domestik akan memengaruhi ekonomi di Tanah Air. 

Lebih lanjut, dia menjelaskan, tantangan Indonesia saat ini yakni bagaimana membuat ekonomi lebih atraktif dengan banyaknya uang masuk ke dalam negeri. Maka bukan hanya membuat portofolio investment melainkan membuat direct investment

"Tantangan berikutnya berhubungan dengan portofolio, stock atau bond. Bagaimana likuiditas dijaga dengan baik, kalah likuiditas besar orang akan masuk ke stock," tutue Michael.

Dirinya menegaskan, jika ingin lebih banyak investor masuk pasar Indonesia maka likuiditas harus diperbaiki. Dengan begitu tidak ada masalah dengan likuiditas namun harus tetap ditingkatkan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement