Kamis 10 Jan 2019 18:22 WIB

Bulog Segera Salurkan Jagung Impor ke Peternak

Jagung impor Bulog tersebut dijual dengan harga Rp 4.500 per kilogram.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Friska Yolanda
Sejumlah pekerja merontokan biji jagung menggunakan mesin perontok di Desa Kajongan, Bojongsari, Purbalingga, Jateng, Rabu (24/10). Pemerintah menyetujui impor 100 ton jagung untuk dijual dengan harga Rp 4.500 per kilogram.
Foto: ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
Sejumlah pekerja merontokan biji jagung menggunakan mesin perontok di Desa Kajongan, Bojongsari, Purbalingga, Jateng, Rabu (24/10). Pemerintah menyetujui impor 100 ton jagung untuk dijual dengan harga Rp 4.500 per kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari 73 ribu ton jagung impor telah didistribusikan ke para peternak. Sementara 27 ribu ton jagung impor akan segera didistribusikan dalam sepekan ini. 

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, jagung impor yang tiba di Indonesia tidak mengendap lama di gudang Bulog. Setelah melalui tahapan karantina, jagung tersebut segera disalurkan kepada peternak yang membutuhkan.

"Yang sementara mampir ke gudang kita karena belum diambil saja," katanya, Kamis (10/1).

Distribusi jagung yang cepat menurut Budi perlu dilakukan karena urgensi kebutuhan bagi pakan. Hal ini juga untuk menjaga para petani jagung agar tidak mengalami kerugian karena harga yang turun. Jagung impor Bulog tersebut dijual dengan harga Rp 4.500 per kilogram (kg) sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan. 

Baca juga, Pemerintah Diminta Pastikan Data Jagung Sebelum Impor

Dalam kesempatan tersebut ia menegaskan keputusan impor 100 ribu ton jagung sesuai dengan data kebutuhan lantaran tingginya permintaan kebutuhan jagung di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat hingga Sulawesi. Pendataan penerima juga dengan cepat dilakukan untuk memudahkan pendistribusian jagung. Melihat masih tingginya kebutuhan, pada tahun ini pemerintah kembali melakukan impor tambahan sebanyak 30 ribu ton jagung.

Diakui Budi, meski belum menerima Surat Persetujuan Impor (SPI) oleh Kementerian Perdagangan, pendataan penerima 30 ribu ton jagung impor tersebut sedang dilakukan. Potensi impor tambahan pun tidak tertutup jika kebutuhan masih sangat tinggi.

"Ya nggak apa-apa akan diajukan lagi penugasan (impor)," kata dia.

Menurutnya, Bulog dengan peran menjaga stabilisasi harga berupaya mengakomodir kebutuhan petani maupun peternak. Contohnya adalah dengan mengimpor jagung tidak pada saat panen agar peternak terbantu tapi tidak merugikan petani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement