REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menambah kuota impor jagung sebesar 30 ribu ton guna menurunkan harga. Impor tersebut direncanakan akan mulai masuk pada pertengahan Februari 2019.
Seperti diketahui, sekitar 50 persen dari kebutuhan pakan ternak ayam petelur adalah jagung. Sehingga, harga jagung yang mahal bisa berimplikasi pada peningkatan harga telur ayam ras di pasar.
"Jagung ternyata kita kurang, kita sudah impor dan sudah masuk 70 ribu ton sampai akhir Desember 2018, 30 ribu ton rencananya akan masuk minggu ketiga Januari. Kita sudah menambah 30 ribu ton lagi untuk masuk di pertengahan Februari," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di Jakarta, Jumat (4/1).
Darmin juga meminta Perum Bulog untuk bisa lebih agresif dalam mendistribusikan jagung hasil impor tersebut. Supaya, ujarnya, penurunan harga jagung bisa lebih cepat terasa dan berdampak pada penurunan harga telur ayam ras.
"Kelihatannya di lapangan ada kebijakan bahwa ini diberikan hanya pada peternak ayam petelur kecil. Kita kan tujuannya mau menurunkan harga jagung, ya jangan pilih-pilih distribusinya hanya pada yang kecil," kata Darmin.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi pada Desember 2018 adalah sebesar 0,62 persen. Kelompok bahan pangan pada Desember 2018 mengalami inflasi sebesar 1,45 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah telur ayam ras sebesar 0,09 persen, daging ayam ras sebesar 0,07 persen, bawang merah sebesar 0,05 persen, beras sebesar 0,03 persen, dan ikan segar sebesar 0,02 persen.