Rabu 02 Jan 2019 15:53 WIB

BI Sebut Rupiah Masih Terlalu Murah

Ruang penguatan rupiah cukup terbuka terutama karena berkurangnya potensi dana keluar

Ilustrasi Nilai Tukar Rupiah
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Nilai Tukar Rupiah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga Rabu siang ini dinilai masih terlalu murah (undervalued). Namun dalam beberapa waktu ke depan, bank sentral menegaskan potensi penguatan kurs terbuka lebar.

Hingga Rabu siang pukul 14.00 WIB, nilai rupiah diperdagangkan sebesar Rp 14.465 untuk satu dolar AS di pasar spot, atau melemah 19 poin dibanding saat pembukaan pasar Rabu pagi. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan meski masih terlalu murah, ruang penguatan untuk mata uang Garuda cukup terbuka, terutama karena berkuranganya potensi dana keluar setelah sinyalemen Bank Sentral AS Federal Reserve yang "memotong" perkiraan frekuensi kenaikan suku bunganya tahun ini.

Di akhir 2018, BI memperkirakan The Federal Reserve akan menaikkan suku bunganya menjadi hanya dua kali dari perkiraan sebelumnya sebanyak tiga kali. Selain itu, sebagai otoritas moneter, Perry berjanji akan mengoptimalkan langkah stabilisasi pasar tahun ini dengan berbagai instrumen seperti intervensi yang terukur, barter valas (swap), maupun Domestik-NDF (DNDF).

"Dua faktor lainnya untuk penguatan rupiah adalah kredibilitas kebijakan yang ditempuh oleh BI, maupun pemerintah, dan defisit transaksi berjalan yang lebih rendah," kata Perry.

Di 2019, BI mengklaim optimistis bahwa defisit transaksi berjalan Indonesia akan menurun menjadi 2,5 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dari kisaran tiga persen PDB di 2018. Sepanjang 2018, ketika tekanan eksternal sedang tinggi menerpa pasar keuangan Indonesia, rupiah terdepresiasi 5,9 persen, dengan tingkat volatilitas delapan persen.

Baca juga, Rupiah Menguat di Awal Tahun

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement