REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- PT Perusahaan Gas Negara (PGN) melalui anak perusahaannya PT Gagas Energi Indonesia, mengembangkan inovasi cradle. Aplikasi ini digunakan dalam pendistribusian gas alam untuk pelanggan komersil di Kota Batam, Kepulauan Riau.
"Inovasi ini muncul untuk mengakomodir kebutuhan pelanggan yang banyak, namun belum bisa dilayani menggunakan pipa gas," kata Area Head PT Gagas Energi Indonesia, Tria Siswandi, belum lama ini.
Inovasi craddle yaitu pengemasan gas alam menggunakan kemasan khusus agar bisa didistribusikan kepada masyarakat. Ia mengatakan peminat komersil gas alam PGN di Batam tinggi, namun perusahaan negara itu belum dapat memenuhi permintaan pelanggan karena keterbatasan jaringan. Karenanya PGN memikirkan inovasi agar dapat menyalurkan energi baik ke seluruh konsumennya.
PGN Minta SAKA Tingkatkan Produksi
Melalui cradle, PGN menyalurkan gas alam terkompresi (CNG) kepada pelanggan komersil. Menurut Tria, penyaluran CNG melalui cradle itu relatif lebih murah ketimbang penggunaan elpiji.
"Harganya 10 hingga 20 persen lebih murah dibandingkan dengan elpiji. Kalau dirata-ratakan, harganya hanya Rp 9.000 per meter kubik," kata Tria.
Saat ini Gagas Energi Indonesia menyiapkan 12 unit cradle untuk pelanggan yang sudah menandatangani kontrak tahunan dengan anak perusahaan PGN itu. Untuk tahap pertama, empat unit cradle akan dipasang mulai Jumat (21/12) di usaha pencucian baju, restoran dan katering yang tersebar di Bengkong, Baloi, Jodoh dan Barelang.
Sedangkan delapan unit cradle berkapasitas 200 meter kubik CNG (setara dengan 180 kg elpiji) lainnya akan didatangkan bertahap hingga Januari 2019.
"Kalau ada permintaan dari pelanggan komersil lainnya, kami siap," kata dia.
PT Gagas Energi Indonesia tidak mengenakan biaya investasi cradel kepada pelanggan, semuanya telah disediakan, termasuk alat ukur dan perlengkapan lainnya. Begitu pula biaya perawatan rutin cradel, semua ditanggung anak perusahaan PGN itu.
Pelanggan tinggal menikmati 'gas in' di tempat usahanya.
Ia menjelaskan CNG yang terdapat dalam Cradel dapat diisi ulang, bila habis. Nanti, perusahaannya yang akan mengisi menggunakan mobil 'storage' langsung ke tempat usaha pelanggan.
"CNG-nya kami ambil dari SPBU Batam," kata dia.
Di tempat yang sama Humas PGN, Riza Buana mengatakan inovasi penyaluran gas menggunakan cradle itu merupakan yang pertama kali di Batam. Menurut Riza, penyaluran gas melalui cradel di Batam sangat berpotensi, mengingat banyaknya usaha yang berkembang di kota yang berseberangan dengan Singapura itu.
"Kalau di daerah lain sudah ada, di antaranya di Jakarta, Surabaya dan Yogyakarta," kata dia.