REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore, melemah sebesar 108 poin ke posisi Rp 14.607 dibandingkan sebelumnya Rp 14.499 per dolar AS. Kurs tengah Bank Indonesia mencatat pelemahan mata uang rupiah Rp 14.538 dibanding sebelumnya (13/12) di posisi Rp 14.536 per dolar AS.
"Ekonomi Cina kembali menjadi perhatian pelaku pasar, indikator ekonomi negara itu mengalami perlambatan sehingga membebani pergerakan mata uang di kawasan," kata pengamat pasar uang dari Bank Woori Saudara Indonesia Rully Nova, Jumat (14/12).
Perlambatan itu kemungkinan karena perang dagang dengan Amerika Serikat. Pertumbuhan produksi industri Cina pada November melambat menjadi 5,4 persen dibandingkan tahun lalu.
Cina merupakan salah satu mitra dagang Indonesia. Jika ekonomi negara itu mengalami perlambatan maka negara mitra dagang akan terkena imbasnya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama di kawasan Asia seiring fokus pelaku pasar bergeser ke ekspektasi kenaikan suku bunga AS. "Ketidakpastian terhadap outlook kebijakan the Fed pada tahun depan cukup terasa sehingga mata uang berisiko menjadi kurang diminati," katanya.