REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Sahabat Sampoerna menargetkan kredit perseroan tumbuh 15 persen hingga akhir tahun ini. Untuk mendukung hal tersebut, perseroan mengembangkan aplikasi pinjaman berbasis website.
"Kami mencoba bertransformasi dengan menyalurkan kredit usaha lewat digital teknologi," ujar Direktur Funding, SME, FI, dan Jaringan Kantor Ong Tek Tjan di Jakarta, akhir pekan lalu.
Pengembangan aplikasi ini dilakukan untuk memudahkan nasabah memperoleh pendanaan serta mengikuti perkembangan teknologi saat ini. Dengan aplikasi yang dinamakan pdaja.com tersebut, nasabah tidak perlu datang ke kantor cabang untuk mengajukan pinjaman.
Perseroan sengaja mengeluarkan aplikasi berbasis website dan bukan berbasis android karena lebih menawarkan kredit modal kerja sehingga perlu waktu lama untuk mengajukan pinjaman berikutnya. "Berbeda dengan kredit konsumer atau payday loan, kalau mengajukan kredit usaha sekarang, baru bisa diajukan lagi setahun kemudian," ujarnya.
Aplikasi website Bank Sahabat Sampoerna ini didukung produk kredit Pro Bisnis atau Probiz. "Ini produk kredit multiguna untuk usaha dengan jaminan properti tapi bisa dilakukan fleksibel," tuturnya.
Sehingga, perseroan optimistis kredit di akhir tahun bisa tumbuh sesuai target 15 persen. Diharapkan, 75 persen di antaranya disumbang oleh penyaluran kredit Probiz yang diajuan lewat pdaja.com.
"Kalau sampai akhir tahun atau satu bulan ke depan ini, kita targetkan kontribusi pengajuan kredit lewat pdaja.com sebesar 25 persen," kata Ong.
Terkait kredit, diakui perseroan sudah mencapai target tahun ini. Chief of Credit & Collection Irma Savitri mengatakan, penyaluran kredit Probiz telah mencapai Rp 1 triliun. Ditargetkan sampai akhir tahun menembus Rp 1,2 triliun.
"Semoga pdaja.com bisa dorong itu, karena pengajuan lewat web ini cepat, bisa langsung memberikan estimasi perkiraan pinjaman yang dapat diberikan kepada calon debitur. Dengan begitu percepat calon debitur pengambil keputusan untuk pengajuan kredit," jelas Irma pada kesempatan serupa.
Dirinya pun menjelaskan, untuk memberikan fleksibilitas lebih, pengajuan pinjaman yang disetujui tidak langsung diambil. Nasabah dapat mencairkan pinjaman yang disetujui ketika dibutuhkan.
Jadi selama pinjaman belum dicairkan, tidak ada beban bunga yang harus ditanggung peminjam. Ia menambahkan suku bunga untuk kredit ProBiz saat ini di kisaran 15 sampai 18 persen per tahun. "Dengan kemudahan ini kami optimistis bisa meningkatkan penyaluran kredit ke masyarakat," tegasnya.
Dari sisi penagihan, Irma menegaskan, mengedepankan prinsip profesionalitas. Hal itu membuat rasio kredit bermasalah atau Nonperforming Loan (NPL) terjaga di bawah tiga persen.