Kamis 15 Nov 2018 12:28 WIB

BPS: Neraca Perdagangan Indonesia Kembali Defisit

Pada Januari-Oktober 2018, neraca perdagangan mengalami defisit 5,51 miliar dolar AS

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Nidia Zuraya
Neraca Perdagangan Oktober Defisit. Truk membawa peti kemas dari Pelabuhan New Priok Kalibaru, Jakarta.
Foto: Republika/ Wihdan
Neraca Perdagangan Oktober Defisit. Truk membawa peti kemas dari Pelabuhan New Priok Kalibaru, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan defisit sebesar 1,82 miliar dolar AS pada Oktober 2018. Hal ini menambah panjang deretan defisit perdagangan Indonesia selama tahun ini.

"Jadi neraca dagang kita defisit 1,82 miliar dolar AS. Itu karena defisit migas dan nonmigas," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto di Jakarta, Kamis (15/11).

Secara kumulatif Januari hingga Oktober 2018, neraca dagang mengalami defisit sebesar 5,51 miliar dolar AS. Ekspor pada Oktober 2018 mencapai 15,8 miliar dolar AS atau naik 5,87 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara, jika dibandingkan tahun ke tahun terjadi pertumbuhan sebesar 3,59 persen.

Ekspor migas naik 15,18 persen (mtm) menjadi 1,48 miliar dolar AS sementara ekspor nonmigas naik 4,99 persen (mtm) jadi 14,32 miliar dolar AS.

Meski ekspor tumbuh, ternyata laju pertumbuhan impor lebih kuat. Impor pada Oktober 2018 mencapai 17,62 miliar dolar AS atau naik 20,6 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Jika dibandingkan tahun ke tahun terjadi pertumbuhan sebesar 23,66 persen.

Pada Oktober 2018, impor migas melonjak 26,97 persen (mtm) menjadi 2,91 miliar dolar AS. Sementara, impor nonmigas naik 19,42 persen menjadi 14,71 miliar dolar AS.

"Pekerjaan rumah besar kita adalah menurunkan defisit ini dengan berbagai kebijakan," kata Suhariyanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement