REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memulai pembangunan dua bendungan di Jawa Tengah. Hal itu dilakukan untuk mencapai ketahanan air dan kedaulatan pangan.
Dua bendungan tersebut adalah Bendungan Randugunting di Kabupaten Blora dan Bendungan Jlantah di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. "Pembangunan bendungan, embung dan infrastruktur sumber daya air lainnya adalah upaya mencapai ketahanan air dan kedaulatan pangan sebagai bagian dari Nawacita," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melalui keterangan pers, Jumat (9/11).
Sekretaris Direktorat Jenderal SDA Muhammad Arsyadi mengingatkan pelaksanaan pekerjaan memperhatikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), kualitas dan lingkungan. "Pekerjaan harus dilakukan full speed sejak awal. Sebagaimana disampaikan Menteri PUPR Bapak Basuki Hadimuljono, langgamnya harus rock and roll dengan menambah personel dan shift kerja," ujarnya.
Untuk konsultan supervisi, kualifikasi tenaga ahli yang ditugaskan harus sesuai dengan yang dijanjikan dalam penawaran.
Pembangunan Bendungan Randugunting yang berada di wilayah kerja Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana dikerjakan oleh PT WIKA-PT Andesmont Kerjasama Operasi (KSO). Nilai kontrak sebesar Rp 858 miliar dengan waktu pelaksanaan November 2018-November 2022. Sedangkan untuk konsultan supervisi dilakukan oleh PT Virama Karya dan PT Tuah Agung Anugrah KSO.
Kepala Pusat Bendungan Ni Made Sumiarsih mengatakan, Bendungan Randugunting memiliki kapasitas tampungan efektif 8,61 juta meter kubik dan memiliki manfaat untuk mereduksi debit banjir sebesar 81,42 meter kubik per detik, penyedian air irigasi seluas 630 hektare, penyediaan air baku sebesar 150 liter per detik, serta pariwisata.
Sedangkan Proyek Bandungan Jlantah yang berada di wilayah kerja BBWS Bengawan Solo dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero)-PT Adhi Karya KSO dengan nilai kontrak sebesar Rp 965 miliar. Bendungan Jlantah memiliki kapasitas tampungan efektif 8,3 juta meter kubik. Bendungan dengan multi manfaat untuk sumber air irigasi seluas 1.493 hektare, konservasi pemeliharaan aliran sungai sebesar 120 liter per detik, serta penyedia tenaga listrik 625 KW.
Dengan tambahan dua bendungan tersebut, jumlah bendungan baru yang dimulai konstruksinya menjadi lima bendungan pada 2018. Tiga bendungan yang sudah tanda tangan kontrak sebelumnya yakni Bendungan Tiga Dihaji di Provinsi Sumatera Selatan, Bendungan Bener di Provinsi Jawa Tengah dan Bendungan Sidan di Provinsi Bali pada 16 Oktober 2018.
Secara total dari target 65 bendungan, jumlah bendungan selesai sebanyak sembilan bendungan, dalam tahap konstruksi berjumlah 39 bendungan dan sisanya ditargetkan bisa tandatangan kontrak pada akhir 2018 dan 2019.