Kamis 08 Nov 2018 15:11 WIB

Holding Migas Jadikan PGN Makin Berkelas Dunia

Dengan tuntasnya pembentukan Holding Migas dapat memperkuat sektor energi nasional.

Direktur Utama PT PGN Tbk, Gigih Prakoso memaparkan tentang proses Holding Migas dan PGN sebagai Subholding Gas kepada pekerja di Kantor PGN Area Batam, Kamis (8/11/2018). Kegiatan Sharing Session ini merupakan bentuk program pengenalan bagi Direksi dan menjadi aktivitas pertama yang dilakukan Gigih di Batam sejak menjadi Direktur Utama PGN per September lalu.
Foto: PGN
Direktur Utama PT PGN Tbk, Gigih Prakoso memaparkan tentang proses Holding Migas dan PGN sebagai Subholding Gas kepada pekerja di Kantor PGN Area Batam, Kamis (8/11/2018). Kegiatan Sharing Session ini merupakan bentuk program pengenalan bagi Direksi dan menjadi aktivitas pertama yang dilakukan Gigih di Batam sejak menjadi Direktur Utama PGN per September lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Gas bumi merupakan salah satu sumber energi potensial yang mempunyai prospek cerah. Namun demikian, pemanfaatan gas bumi belum optimal dikarenakan manajemen rantai pasok yang masih lemah.

Terlebih, bagi entitas usaha milik Negara, terdapat beberapa korporasi pelat merah yang bermain di sektor yang sama.

Hal ini membuat pengelolaan dan pelayanan dari entitas milik Negara menjadi tidak maksimal. Ini menyebabkan tidak meratanya infrastruktur dan harga, terutama bagi segmen industri yang masih membutuhkan penyangga dari sisi pasokan bahan bakar.

Di sisi lain, infrastruktur gas yang juga terpisah-pisah menimbulkan kondisi yang tidak ideal bagi penguatan sektor energi nasional. Terutama bagi penguatan industri nasional dengan mamanfaatkan gas bumi yang merupakan kekayaan alam Indonesia.

Problematika itu merupakan salah satu contoh kendala bagi visi membangun kedaulatan energi nasional. “Lebih maju dari sekadar sinergi BUMN, untuk sektor energi, pemerintah menyusun langkah maju untuk pembentukan Holding Migas,” ungkap Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Gigih Prakoso di hadapan Pekerja dalam kegiatan sharing session di Kantor PGN Area Batam, Kamis (8/11), seperti dalam siaran persnya.

Kegiatan sharing session ini merupakan bentuk program pengenalan bagi Direksi dan menjadi aktivitas pertama yang dilakukan Gigih di Batam sejak menjadi Direktur Utama PGN per September lalu. Dalam kunjungan kali ini, Gigih hadir bersama empat direksi lain, yakni Direktur Keuangan Said Reza Pahlevi, Direktur Komersial Danny Praditya, Direktur Infrastruktur dan Teknologi Dilo Seno Widagdo, dan Direktur SDM dan Umum Desima E. Siahaan.

photo
Direktur Utama PT PGN Tbk Gigih Prakoso berbincang dengan pengemudi taksi pengguna gas bumi. Pengemudi mengatakan penggunaan gas bumi untuk transportasi dinilai lebih efisien.

Selain sharing session dengan pekerja di area Batam, manajemen PGN akan mengunjungi beberapa fasilitas PGN di Batam. Di antaranya SPBG, Kawasan Bisnis Terintegrasi Panbil yang menggunakan gas bumi, dan pelanggan jargas.

Gigih mengatakan, dengan tuntasnya pembentukan Holding Migas, di mana PT Pertamina (Persero) bertindak sebagai induk perusahaan sektor Migas, termasuk PGN strategi memperkuat sektor energi nasional perlahan diwujudkan. “Dengan adanya induk Pertamina, entitas usaha milik negara di sektor energi bisa diharmonisasi,” ungkap Gigih.

Paling konkret, ungkap Gigih, dengan bersatupadunya PGN dan PT Pertamina Gas (Pertagas) akan meningkatkan utilisasi infrastruktur dan memperkuat rantai pasok. “Infrastruktur PGN dan Pertagas jadi satu, seperti pipa transmisinya atau distribusinya, itu bisa lebih meningkatkan utilitas serta efisiensi bagi operasional keduanya,” tambah Gigih.

photo
Direktur Utama PT PGN Tbk, Gigih Prakoso memaparkan tentang proses Holding Migas dan PGN sebagai Subholding Gas kepada pekerja di Kantor PGN Area Batam, Kamis (8/11/2018). Kegiatan Sharing Session ini merupakan bentuk program pengenalan bagi Direksi dan menjadi aktivitas pertama yang dilakukan Gigih di Batam sejak menjadi Direktur Utama PGN per September lalu.

Dengan terintegrasinya infrastruktur PGN dan Pertagas, secara langsung subholding gas ini menguasai lebih dari 96 persen portofolio hilir gas. Hal ini pun akan menyukseskan ketercapaian target Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) hingga 2025, di antaranya sebanyak 4,7 juta sambungan rumah tangga baru, 6.302 kilometer pipa hilir, dan 5.437 kilometer pipa hulu.

“Dengan kekuatan tersebut, pelayanan gas bumi untuk semua segmen bisa dinikmati rakyat dari Aceh hingga Papua,” tambah Gigih.

Pada akhirnya, menurut Gigih, visi masa depan adalah menjadikan PGN sebagai pemain bisnis gas yang berskala global. Salah satu caranya dengan terlebih dulu memperkuat bisnis gas di dalam negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement