Rabu 07 Nov 2018 16:17 WIB

Investasi Hulu Migas, Pertamina Siapkan 3 Miliar Dolar AS

Tahun ini, perseroan sudah menyerap 2,4 miliar dolar AS untuk investasi.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Penumpang dengan perahu karet melaju dengan latar belakang Kapal Gas Walio pengangkut gas elpiji PT Pertamina yang bersandar di dermaga terminal gas OPSICO PT Pertamina di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (18/10/18).
Foto: Antara/Aji Styawan
Penumpang dengan perahu karet melaju dengan latar belakang Kapal Gas Walio pengangkut gas elpiji PT Pertamina yang bersandar di dermaga terminal gas OPSICO PT Pertamina di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (18/10/18).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) berencana untuk menganggarkan 2,5 miliar dolar AS hingga 3 miliar dolar AS untuk investasi di hulu migas pada 2019. Upstream Strategic Planning & Operation Evaluation Direktorat Hulu PT Pertamina (Persero) Meidawati menjelaskan angka ini masih menjadi usulan dari perusahaan tinggal menunggu persetujuan dari Kementerian BUMN.

"Tapi ini masih internal kami di hulu. Kami masih menunggu persetujuan Kementerian BUMN," ujar Meida di The Club, Rabu (7/11).

Meida menjelaskan alokasi dana tersebut memang diprioritaskan Pertamina untuk bisa menjaga produksi lapangan lapangan yang saat ini dimiliki Pertamina. Ia menjelaskan, beberapa lapangan bahkan membutuhkan teknologi khusus yang membutuhkan investasi yang cukup besar. Sayangnya, Meida masih enggan merinci hal ini.

"Kita memang ada banyak rencana investasi, terutama penambahan pengeboran sumur untuk bisa jaga produksi. Tahun depan kita target bisa produksi 414 ribu barel per hari," ujar Meida.

Untuk 2018 sendiri hingga September ini Pertamina sudah menyerap anggaran sebesar 2,4 miliar dolar AS untuk investasi. Tahun ini, target produksi minyak Pertamina hingga 400 ribu barel. 

Untuk produksi gas, Meida mengaku ada penurunan target. Jika tahun ini perseroan menargetkan produksi gas mencapai 3.069 mmscfd, maka tahun depan hanya 2.944 mmfcsd.

"Minyak ada kenaikan tahun depan. Tapi gas turun sedikit karena kita ada masalah di penurunan reservoir dari Blok Mahakam dan Musi. Kalau minyak kita optimistis naik karena ada Banyuurip, PHE juga naik bagus. Lapangan internasional juga berpotensi naik produksinya," ujar Meida.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement