REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan mulai membuka penawaran Sukuk Tabungan seri 002 (ST-002), Kamis (1/11). Pembukaan secara simbolis dilakukan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani di Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta.
Ia mengatakan target pencapaian sukuk tabungan kali ini adalah Rp 1 triliun. Ia optimistis bisa mencapai target tersebut mengingat minat terhadap instrumen keuangan syariah sedang meningkat.
"Instrumen syariah mampu menjawab dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan, kesenjangan tidak boleh meningkat saat ekonomi sedang berkembang," kata dia.
Ia mengatakan instrumen syariah ini punya skema natural yang menciptakan keseimbangan. Skema syariah membuat pembagian manfaat secara lebih adil. Karakteristik untuk penyebaran risiko juga bisa lebih luas sehingga dapat diminimalisir.
ST-002 adalah instrumen Sukuk Negara ritel yang dijual kepada investor individu secara online (e-SBN) dengan fitur yang telah disempurnakan. ST-002 memiliki tingkat imbalan mengambang dengan floor sebesar 8,30 persen dengan minimum pembelian Rp 1 juta, maksimum pembelian Rp 3 miliar.
ST-002 dapat dibeli melalui platform elektronik 11 Mitra Distribusi yang terdiri dari enam bank, satu perusahaan efek, dua perusahaan efek khusus (Aperd Financial Technology), dan dua perusahaan Financial Technology (peer-to-peer lending) dan penggunaan persyaratan Single Investor Identification (SID) untuk pemesanan ST-002.
Masyarakat dapat membeli ST-002 selama periode pemesanan dari tanggal 1-22 November 2018. Sebelum berinvestasi, calon investor disarankan membaca dan memahami terlebih dahulu Memorandum Informasi ST-002 yang dapat diakses pada www.kemenkeu.go.id/sukuktabungan.
Ke depan, Pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong pengembangan Sukuk Negara sebagai bagian dari pendanaan inovatif dan kreatif dalam pembiayaan APBN. Selain itu, berbagai upaya juga akan dilakukan untuk mendukung pendalaman pasar dan memperluas basis investor domestik.
Selain itu meningkatkan likuiditas Sukuk Negara di pasar sekunder. Antara lain melalui inovasi instrumen, penyempurnaan infrastruktur kelembagaan dan pasar SBSN, termasuk pengembangan jalur distribusinya.