Rabu 31 Oct 2018 12:22 WIB

Luas Padi Bertambah, Wonogiri Raih Penghargaan Kementan

Luas tanam padi periode Oktober 2017-September 2018 seluas 83.134 hektare

Red: EH Ismail
Kementerian Pertanian memberikan penghargaan kepada Kabupaten Wonogiri atas prestasi yang diraih dalam pencapaian Luas Tambah Tanam Padi periode Oktober 2017 - September 2018 surplus 789 hektare
Kementerian Pertanian memberikan penghargaan kepada Kabupaten Wonogiri atas prestasi yang diraih dalam pencapaian Luas Tambah Tanam Padi periode Oktober 2017 - September 2018 surplus 789 hektare

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pertanian memberikan penghargaan kepada Kabupaten Wonogiri atas prestasi yang diraih dalam pencapaian Luas Tambah Tanam Padi periode Oktober 2017 - September 2018 surplus 789 hektare. Direktur Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi selaku Penanggungjawab Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale) Tingkat Provinsi Jawa Tengah mengatakan, Wonogiri berada di peringkat kelima se-Jawa Tengah.

“Ini prestasi setahun atas capaian Luas Tanam Padi Periode Oktober 2017 - September 2018 seluas 83.134 hektare atau surplus seluas 789 hektare dibandingkan dengan periode yang sama Oktober 2016 - September 2017 seluas 82.623 hektare. Prestasi ini berkat perluasan tanam padi gogo  hingga 2 ribu hektare,” kata Suwandi.

Menurut Suwandi, potensi padi gogo sangat luas 15 ribu hektare pada lahan kering, bisa ditanam saat ada hujan. Varietas lokal selama ini yang digunakan Slegreng dengan umur panen 105 hari dan produktivitas 3,5 ton per hektare.

“Untuk menaikkan produktivitasnya, perlu terobosan dengan benih unggul,” ujar Suwandi.

Suwandi menambahkan, ada beberapa strategi untuk menggenjot produksi padi di Wonogiri. Pertama, melakukan tanam benih langsung (tabela) padi gogo pada saat musim gadu dan disaat air terbatas. Ini sudah diuji coba di Kecamatan Eromoko daerah dataran tinggi dan Sidoarjo.

“Kedua, sistem methuk ngawu ngawu (semai culik) dengan melakukan persemaian di lokasi lain sehingga saat lahan sudah diolah langsung siap tanam,” katanya.

Ketiga, kembangkan pola tumpangsari berbagai tanaman dan palawija. Keempat pemanfaatan pematang sawah untuk ditanam jagung, kacang, kedelai, refugia dan lainnya. “Prinsipnya tiada hari tanpa olah tanah, tanam dan panen. Semua dilakukan secara terus menerus dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan sumberdaya alam. Pola ini diyakini mampu meningkatkan produksi sekaligus berbagai komoditas dan pendapatan petani,” ucap Suwandi.

Sementara untuk meningkatkan produktivitas, sambung Suwandi dengan cara menggunakan benih unggul bersertifikat mengingat benih sebagai penciri produksi. Selain itu, menggunakan pupuk organik, pupuk hayati ramah lingkungan sehingga diperoleh kesuburan lahan. 

“Ciri-ciri lahan menjadi subur diantaranya kandungan C-organik meningkat, tumbuh berkembang belut, cacing dan mikro-organisme lainnya,” ujarnya.

Suwandi menjelaskan, selain hal itu, dukungan petugas di lapangan sebagai ujung tombak di lapangan agar memotivasi petani baik secara swadaya maupun mengoptimalkan bantuan dari Pemerintah. Revitalisasi swadaya sumur dangkal, dam parit maupun saluran irigasi sederhana.

“Mekanisasi pertanian agar dilakukan secara efisien, misalnya untuk pompanisasi semula menggunakan bahan bakar dengan biaya Rp 1,5 juta per hektare permusim dapat dihemat hingga tinggal Rp 600 ribu bila menggunakan listrik, menghemat hingga 50 persen bila menggunakan gas, dan menghemat hingga 80 persen lebih bila menggunakan solar-cel energy surya. Ini harus dimulai dengan demplot-demplot,” bebernya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri, Safuan mengatakan, pemerintah daerah harus mensukseskan panca program yang dimiliki Kabupaten Wonogiri yaitu Alus Dalan (perbaikan infrastruktur jalan), Sehat Wargane (menjamin kesehatan warga masyarakat), Rame Pasare (revitalisasi Pasar), Pinter Rakyate (adanya program pendidikan gratis) dan Sukses Petanine. Kabupaten Wonogiri memiliki potensi lahan sawah seluas 32.342 hektare dan lahan tegal seluas 69.140 hektare.

“Dengan potensi tersebut dalam rangka mensukseskan Program Sukses Pertanine, kedepan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri rencananya akan melakukan Pengembangan Tanaman Kedelai 3.200 Ha, Tumpang Sari Tanaman Padi disandingkan dengan Kedelai, serta Tumpang Sari Tanaman Jagung disandingkan dengan Kedelai yang cocok sekali dengan potensi lahan tegal di Wonogiri,” ungkapnya.

Selain program Padi, kata Safuan, jagung dan kedelai saat ini dalam satu Kecamatan Kismantoro setiap “Pahing” dilakukan Pasar Lelang yang fokus pada Komoditas Lombok (Cabai). Dengan adanya pasar lelang ini petani mendapatkan harga terbaik karena langsung kepada konsumen besar maupun kecil.

“Kami mengucapkan terimakasih kepada Dirjen Hortikultura bahwa tahun depan rencananya akan dibuatkan Pasar Lelang dari bantuan Ditjen Hortikultura,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement