Rabu 24 Oct 2018 22:35 WIB

Baru 20 Persen IKM di Sumbar Akses Marketplace

Marketplace membuat jangkauan pasar menjadi lebih luas.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Dwi Murdaningsih
Transaksi pembayaran Bukalapak.com di Indomaret
Foto: bukalapak
Transaksi pembayaran Bukalapak.com di Indomaret

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Belum banyak pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) di Sumatra Barat yang memanfaatkan media niaga-el atau marketplace untuk menawarkan dagangannya. Catatan Pemerintah Provinsi Sumbar, baru 20 persen dari sekitar 280 ribu pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) di Sumbar yang sudah terhubung dengan marketplace perdagangan daring yang sudah banyak tersedia. 

Mengatasi hal ini, Pemprov Sumbar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan menggandeng salah satu penyedia marketplace yakni Bukalapak untuk memberi pelatihan kepada pelaku UMKM dan IKM di Sumbar. Wakil Gubernur Sumatera Barat menjelaskan, program e-smart IKM ini akan menghubungkan pelaku UMKM dan IKM dengan startup yang bergerak di bidang niaga-el. Pelaku UMKM dan IKM bisa menawarkan produk mereka melalui marketplace yang sudah dikerjasamakan oleh pemerintah, salah satunya Bukalapak.

"Jadi IKM ini tak perlu tawarkan produk ke warung-warung lagi. Nanti bisa ditawarkan di Bukalapak. Dengan cara ini, jangkauan pasar lebih luas dan penjualan bisa meningkat," jelas Nasrul, Rabu (24/10).

Sektor UMKM dan IKM sendiri menguasai 85 persen jenis usaha di Sumatra Barat. Sebagian besar IKM bergerak di sektor kuliner dan jasa pariwisata. Banyaknya masyarakat yang bergerak di usaha kecil ini juga diyakini menjadi modal kuat bagi Sumbar untuk bertahan dari resesi dan gejolak ekonomi domestik.

"Kita tidak banyak industri besar, namu IKM kita banyak dan ini mendorong ekonomi kita," jelas Nasrul.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan program e-smart IKM ini diyakini bisa memperluas pasar produk idustri rumahan yang kerap kesulitan menjangkau pasar di luar provinsi. Namun ia mengakui masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah, yakni standardisasi produk IKM. Selama ini, masih pelaku IKM yang belum mendapat pemahaman yang sama terkait penjagaan mutu produk yang dijual.

"Strategi kita, melatih kemampuan dalam rangka bagaimana meningkatkan hasil usaha. Seperti pelatihan Bimtek ini. Agar produk yang dihasilkan lebih baik," ujar Asben.

Sementara itu, Penggerak Pelapak dari Tim Bukalapak Erwin Santoso menjelaskan bahwa kerja sama dengan Pemprov Sumbar adalah bagian dari target pemerintah untuk mewujudkan kepemilikan produk unggulan di setiap provinsi di Indonesia. Targetnya pada 2020, seluruh daerah memiliki produk unggulan yang bisa ditawarkan di marketplace.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement