REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Danamon Indonesia Tbk mencatat perolehan laba bersih sebesar Rp 3,038 triliun pada kuartal III 2018. Angka ini tidak jauh berbeda dibandingkan realisasi pada periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3,034 triliun.
Direktur Keuangan Bank Danamon Satinder Ahluwalia mengatakan, laba yang stagnan tersebut dikarenakan konsolidasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam beberapa tahun terakhir. Salah satunya yakni pembersihan dan penagihan kredit mikro Danamon Simpan Pinjam (DSP) dengan total portofolio mencapai Rp 3,5 triliun per akhir September 2018 lalu.
"Laba bersih kami relatif berada di posisi stabil. Hal itu bila dibandingkan dengan setahun sebelumnya," ujar Satinder di Jakarta, Rabu, (24/10).
Secara rinci berdasarkan pencapaian perusahaan, pendapatan bunga bersih Bank Danamon tumbuh tipis sebesar 2 persen year on year (yoy) menjadi Rp 10,82 trilliun. Di sisi lain, pendapatan operasional tumbuh 1 persen menjadi Rp 13,26 triliun di akhir September lalu.
Sedangkan pendapatan nonbunga alias non-interest income menyusut 7 persen yoy dari Rp 2,6 triliun per kuartal III-2017. Kini menjadi Rp 2,43 triliun di periode sama tahun ini.
Sementara beban operasional hanya tumbuh sedikit 1 persen secara yoy dari Rp 6,39 triliun menjadi Rp 6,43 triliun. "Sampai akhir tahun ini kami masih akan stabil, karena dengan tren kenaikan bunga di pasar. Cost of fund (CoF) mulai tinggi sedikit, dan kami memang memutuskan untuk menahan SBDK (suku bunga dasar kredit). Akibatnya ada sedikit dampak ke pendapatan," kata Satinder.
Meski begitu, kata dia, sampai kuartal III 2018 total portofolio kredit dan trade finance Bank Danamon masih tumbuh sebesar 6 persen. Dengan begitu menjadi Rp 134,3 triliun dibandingkan Rp 126,9 triliun pada periode yang sama tahun lalu.