Kamis 18 Oct 2018 21:50 WIB

Mentan Amran Dorong Tapin Ekspor Bawang Merah ke Filipina

Kementan mentargetkan ekspor bawang merah hingga 15 ribu ton

Red: EH Ismail
enteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menghadiri puncak peringatan Hari Pangan Sedunian (HPS) ke-38 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kamis (18/10)
enteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menghadiri puncak peringatan Hari Pangan Sedunian (HPS) ke-38 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kamis (18/10)

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menghadiri puncak peringatan Hari Pangan Sedunian (HPS) ke-38 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kamis (18/10). Dalam peringatan tersebut, Amran menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman ekspor bawang merah yang dihasilkan Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, ke Filipina.

Penandatanganan tersebut dilakukan antara Asosiasi Bawang Merah Kabupaten dengan PT Binagloria Enterprindo selaku eksportir. Hadir dalam acara itu Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Suwandi dan Bupati Tapin, Arifin Arpan.

Menurut Amran, perkembangan produksi bawang merah yang meningkat dari tahun ke tahun memacu pertumbuhan ekspor bawang merah. Kementan sangat intens mendorong ekspor berbagai komoditas pertanian seperti Jagung, Sawit, Manggis, Pisang dan Bawang Merah. Tahun ini, Kementan mentargetkan ekspor bawang merah hingga 15 ribu ton, naik hampir 100% dari tahun lalu yang hanya sekitar 7.750 ton.

"Kita komitmen mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Salah satu indikatornya, ekspor pertanian terus meningkat. Saya minta ekspor bawang merah dari berbagai sentra ditingkatkan supaya harga di petani bagus, semangat petani terjaga dan kita bisa cetak devisa untuk negara,” kata Amran.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Suwandi menambahkan, pihaknya akan terus mendorong petani dan asosiasi bawang merah di sentra-sentra utama untuk memperluas akses pemasaran hingga ekspor. Salah satunya dengan ekspor.

“Selain mendapatkan harga yang lebih baik, ekspor bawang merah akan memacu petani memperbaiki cara budidayanya agar produknya bisa bersaing,” ujarnya.

“Bawang varietas Tajuk dan Super Philip yang dihasilkan petani Tapin, meski di lahan bekas rawa, secara spek memenuhi standard ekspor. Tahun depan akan mulai di ekspor,” imbuhnya.

Ketua Asosiasi Bawang Merah Tapin, Jahidi mengungkapkan, pihaknya akan komitmen menghasilkan bawang merah sesuai standard ekspor. Pasar ekspor menjadi pilihan petani Tapin mengingat produksi selama ini sudah lebih dari cukup untuk memenuhi pasar lokal.

"Dengan jumlah penduduk 187 ribu jiwa dan konsumsi per kapita bawang merah 2.57 kg/kapita/tahun, maka untuk sekedar memenuhi kebutuhan pasar lokal cukup dengan luasan panen 55 hektar atau sekitar 480 ton,” ungkapnya.

Dari data BPS 2017 lalu Tapin mampu menanam lebih dari 216 hektare dengan produksi mencapai 2.300 ton/tahun. Dengan demikian, kata Jahidi,  ada over suplai sekitar 1.800 ton yang perlu dicarikan pasar di luar Tapin.

“Selain mengisi pasar Kabupaten sekitar Tapin,  ekspor ke Filipina bisa menjadi salah satu solusinya,” terangnya.

Willy Agusman, Direktur PT Binagloria Enterprindo menyatakan komitmennya mendukung program peningkatan ekspor bawang merah yang tengah menjadi fokus Kementan. Pasar ekspor terbuka luas, sehingga yang terpenting yakni kualitas bawang merah petani bisa dijaga dan ditingkatkan baik dari sisi ukuran, warna merah cerah, rendah residu pestisida dan sebagainya.  “Saya percaya petani kita sangat mampu menghasilkan bawang merah berstandard ekspor,” ucapnya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement