Senin 08 Oct 2018 19:46 WIB

Luhut: Kami Hemat, Baru Rp 566 Miliar Dipakai untuk KTT IMF

Sebagian besar anggaran digunakan untuk mengembangkan infrastruktur.

Tetang Pertemuan Tahunan IMF - Bank Dunia. Ketua Panitia Pertemuan Tahunan IMF - Bank Dunia Luhut Pandjaitan (tengah) bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kanan) dan Menkominfo Rudiantara memberikan keterngan pers tentang Pertemuan Tahunan IMF - Bank Dunia di Nusa Dua, Bali, Senin (8/10).
Foto: Republika/ Wihdan
Tetang Pertemuan Tahunan IMF - Bank Dunia. Ketua Panitia Pertemuan Tahunan IMF - Bank Dunia Luhut Pandjaitan (tengah) bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kanan) dan Menkominfo Rudiantara memberikan keterngan pers tentang Pertemuan Tahunan IMF - Bank Dunia di Nusa Dua, Bali, Senin (8/10).

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah berhemat dalam menggunakan anggaran untuk Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (IMF-WB) yang alokasinya Rp 855,6 miliar. Hingga saat ini dana yang dikeluarkan baru Rp 566 miliar.

"Dari total pagu anggaran yang dialokasikan APBN 2017/2018 itu, sampai hari ini kami menggunakan sekitar Rp566 miliar. Jadi kami betul-betul menghemat yang tidak perlu," kata Luhut dalam konferensi pers persiapan Pertemuan Tahunan IMF-WB di Nusa Dua, Bali, Senin.

Selaku Ketua Panitia Nasional Pertemuan Tahunan IMF-WB, Luhut menjelaskan  anggaran tersebut sebagian besar digunakan untuk mengembangkan infrastruktur di Bali di antaranya perluasan apron Bandara Ngurah Rai dan pembangunan underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, serta untuk menyambut para tamu dan delegasi.

Pengembangan infrastruktur itu disebut Luhut sebagai investasi jangka panjang untuk meningkatkan sektor pariwisata Bali dan mengurangi kepadatan lalu lintas. "Dengan membangun underpass, sekitar 40 persen kepadatan lalu lintas berkurang," kata dia.

Baca juga, Luhut: Pertemuan IMF, Indonesia Semakin Dikenal.

Sementara perluasan apron bandara akan meningkatkan jumlah wisatawan dan tingkat hunian hotel di Bali dari sekitar 60 persen menjadi 70-80 persen.

Kehadiran peserta Pertemuan Tahunan IMF-WB yang mencapai 34.223 orang diharapkan dapat mendongkrak kunjungan wisatawan dan menambah devisa yang masuk ke dalam negeri.

Menurut perhitungan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dampak ekonomi secara langsung diperkirakan senilai Rp 5,9 triliun untuk pembangunan sejumlah infrastruktur yaitu underpass Ngurah Rai, Pelabuhan Benoa, Patung Garuda Wisnu Kencana dan tempat pembuangan akhir sampah Suwung serta biaya operasional.

Sementara itu, diharapkan para tamu dan delegasi akan "menyumbang" devisa ratusan triliun rupiah untuk kebutuhan dan akomodasi mereka selama perhelatan yang diselenggarakan pada 8-14 Oktober 2018.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement