Selasa 18 Dec 2018 22:24 WIB

Pemerintah Klaim Pertemuan IMF-WB Hasilkan Rp 5,5 Triliun

Dampak ekonomi sebagian besar berasal dari investasi konstruksi.

Red: Nur Aini
Akhir Sesi Pertemuan Tahunan IMF - WBG. Ketua Panitia Nasional Pertemuan Tahunan IMF - WBG 2018 Luhut Pandjaitan (tengah), Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde, Menkeu Sri Mulyani, Gubernur BI Perry Warjiyo (dari kiri) saat konferensi pers terakhir Pertemuan Tahunan IMF - WBG 2018 di Nusa Dua, Bali, Ahad (14/10).
Foto: Republika/ Wihdan
Akhir Sesi Pertemuan Tahunan IMF - WBG. Ketua Panitia Nasional Pertemuan Tahunan IMF - WBG 2018 Luhut Pandjaitan (tengah), Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde, Menkeu Sri Mulyani, Gubernur BI Perry Warjiyo (dari kiri) saat konferensi pers terakhir Pertemuan Tahunan IMF - WBG 2018 di Nusa Dua, Bali, Ahad (14/10).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menyebutkan dampak ekonomi langsung pelaksanaan Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (IMF-WB) dalam periode 2017-2018 sejak persiapan hingga pelaksanaan adalah Rp 5,5 triliun.

"Angka tersebut di antaranya berasal dari investasi konstruksi dari 2017 sampai 2018 sebesar Rp 3,05 triliun dan pengeluaran peserta baik mancanegara maupun domestik senilai Rp 582 miliar di 2018," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (18/12).

Pemerintah mengklaim pelaksanaan Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018 yang telah sukses diadakan, memberikan berbagai dampak positif bagi Indonesia. Delegasi resmi yang datang pada pertemuan tersebut merupakan jumlah delegasi terbanyak sepanjang sejarah penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-WB di luar Washington DC.

Lebih dari 50 persen peserta tidak akan datang ke Bali jika tidak ada pertemuan ini. Sehingga pertemuan tersebut telah mendatangkan wisatawan yang awalnya tidak memiliki rencana datang ke Indonesia. Kesuksesan juga ditunjukkan oleh penilaian peserta yang menyatakan puas atau sangat puas pada semua aspek khususnya aspek keramahan. 

Berdasarkan survei yang dilakukan Bappenas dan LPEM FEB UI, sebanyak 76 persen responden peserta pertemuan dari mancanegara memiliki keinginan untuk berkunjung kembali ke Indonesia. Dalam hal promosi pariwisata, sebesar 95 persen dari peserta mancangera akan merekomendasikan Indonesia sebagai tujuan wisata kepada teman, keluarga, dan kolega di negara asalnya. Keberhasilan dalam menyelenggarakan acara dan memberikan kesan baik kepada peserta dapat meningkatkan potensi pariwisata di Indonesia.

Dampak jangka panjang yang dirasakan oleh Indonesia sebagai tuan rumah Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018 berupa dampak berwujud (tangible) serta dampak tidak berwujud (Intangible). Selama Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018, Indonesia berhasil membuat kesepakatan investasi dengan berbagai investor dari luar negeri.

 Sebanyak 14 BUMN berhasil menandatangani perjanjian kerjasama investasi dengan total nilai kesepakatan mencapai Rp 202 Triliun. PINA Center Bappenas juga berhasil memfasilitasi kerjasama investasi dengan total nilai Rp 47 Triliun pada saat Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018 berlangsung. Dampak yang juga sangat penting adalah kemampuan Indonesia untuk berperan di dalam forum internasional.

Pasca-pelaksanaan Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018, Kementerian PPN/Bappenas merampungkan studi "Dampak Ekonomi Pelaksanaan Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018" yang dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan berbagai metode analisis. Survei lapangan telah dilakukan yang terdiri dari 1.297 responden peserta pertemuan dan 401 entitas bisnis di Bali. Studi ini turut menelaah dampak Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018 secara lebih mendalam dengan melakukan studi kasus terhadap Toko Oleh-oleh Krisna dan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana.

Hasil survei Bappenas dan LPEM FEB UI menunjukan pengeluaran peserta Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018 sebagian besar dialokasikan untuk akomodasi, makanan minuman, dan kriya tangan dengan total pengeluaran sebesar Rp 341 miliar untuk peserta mancanegara dan Rp 241 miliar untuk peserta domestik. Selama periode 2017-2018, Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018 berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,01 persen.

Pertemuan Tahunan IMF-WB juga menciptakan lapangan kerja bagi 22.300 orang di Bali serta meningkatkan upah riil sebesar 0,7 persen. Sedangkan pada Provinsi Bali, Pertemuan Tahunan IMF-WB berkontribusi memberikan peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,41 persen dari pertumbuhan "baseline". Efek pengganda Output Perekonomian Provinsi Bali tahun 2017-2018 adalah sebesar Rp 2,7 triliun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement