Senin 08 Oct 2018 16:20 WIB

Muamalat Ajak Masyarakat Hijrah ke Bank Syariah

Muamalat sekaligus memperkenalkan nama baru untuk produk layanan perbankan.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolanda
Bank Muamalat.
Foto: Republika/Prayogi
Bank Muamalat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mengajak masyarakat untuk berhijrah dengan menggunakan layanan keuangan bank syariah. Chief Executive Officer (CEO) Bank Muamalat Achmad K Permana di Jakarta mengatakan, saat ini banyak warga yang sudah berhijrah secara ibadah namun belum menggunakan layanan keuangan yang sesuai dengan syariat.

"Kami ingin mengajak masyarakat secara lebih luas lagi bahwa menabung di bank syariah itu merupakan hijrah untuk hidup yang lebih berkah lagi," ujar Permana, Senin (8/10).

Bank Muamalat mengajak masyarakat untuk hijrah secara finansial melalui kampanye #AyoHijrah yang diluncurkan pada Senin ini. Pada peluncuran tersebut, Muamalat sekaligus memperkenalkan nama baru untuk produk layanan perbankan dengan menyematkan kata "Hijrah". Contohnya antara lain Tabungan iB Hijrah dan Deposito iB Hijrah.

Kampanye hijrah tersebut, lanjut Permana, dilandasi oleh cita-cita perseroan untuk menjadi pusat ekosistem ekonomi syariah di Indonesia. Selain itu, Bank Muamalat ingin turut membangun industri halal di dalam negeri yang diselaraskan dengan perkembangan teknologi digital.

"Peluang bank syariah untuk tumbuh masih amat besar. Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam dan pertumbuhan ekonomi juga cukup baik," ujarnya.

Selain itu, Muamalat juga ingin berkontribusi meningkatkan literasi dan inklusi keuangan melalui gerakan tersebut. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi keuangan di Indonesia pada 2016 baru mencapai 29,16 persen, dengan tingkat literasi keuangan syariah pada tahun yang sama hanya 8,11 persen. 

Saat ini, Bank Muamalat berkontribusi sebesar 15 persen terhadap pangsa pasar perbankan syariah secara nasional. Di sisi lain, pangsa pasar perbankan syariah terhadap pangsa pasar perbankan secara nasional masih 5,7 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement