REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan industri perhotelan di Pulau Bali terus meningkat dari waktu ke waktu. Berdasarkan data BPS, pertumbuhan penambahan industri hotel di Bali diperkirakan sebesar 12 persen per tahun.
Bisnis perhotelan bersaing untuk menawarkan kenyamanan bagi para tamunya. Salah satu caranya adalah pemanfaatan energi bersih yang dapat diandalkan dan berkelanjutan untuk operasional hotel setiap saat.
Hal inilah yang dirintis oleh dua anak perusahaan PT Pertamina (Persero) melalui Memorandum of Understanding (MOU) Jual Beli Liquefied Natural Gas (LNG) antara PT Pertagas Niaga (PTGN) dengan PT Patra Jasa yang ditandatangani oleh Presiden Direktur PT Pertagas Niaga (PTGN) Linda Sunarti dan PJ Direktur Pengembangan Bisnis PT Patra Jasa Teddy Kurniawan Gusti di The Patra Bali Resort & Villas, Bali pada Kamis (4/10). Hal ini merupakan momentum di mana industri perhotelan di Bali pertama kalinya memanfaatkan LNG guna mendukung pemanfaatan energi bersih.
Sebanyak kurang lebih 140 MMBTU LNG perbulan akan disuplai oleh PTGN untuk unit hotel PT Patra Jasa yaitu The Patra Bali Resort & Villas. LNG dalam bentuk Vertical Gas Liquid (VGL) disuplai melalui filling station di PT Badak NGL di Bontang, Kalimantan Timur. LNG ini kemudian dikemas dalam VGL/isotank yang diantarkan dengan kapal ke Pulau Jawa maupun Bali. Pemanfaatan LNG ini diutamakan untuk mencapai wilayah yang membutuhkan energi gas namun belum terjangkau jaringan pipa gas.
"Industri pariwisata di Bali terus tumbuh sehingga butuh suplai energi yang berkelanjutan. LNG sebagai energi bersih inilah jawabannya,” jelas Presiden Direktur PTGN, Linda Sunarti.
Di lain pihak, PJ Direktur Pengembangan Bisnis PT Patra Jasa Teddy Kurniawan Gusti menjelaskan Patra Jasa berkomitmen untuk menjaga lingkungan. "Sehingga penggunaan energi bersih di unit-unit usaha kami merupakan bagian dari optimalisasi sumber energi yang digunakan untuk kebutuhan operasional hotel sebagai kontribusi nyata Patra Jasa dalam mengurangi dampak pemanasan global.”
Saat ini PTGN menargetkan dapat memenuhi kebutuhan industri Hotel Restoran dan Kafe (Horeka) di Bali dengan kapasitas 1-3 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Jumlah tersebut diharapkan akan bertambah secara signifikan seiring dengan perkembangan perluasan pasar baik untuk sektor konsumen industri, kelistrikan dan bunkering di Bali.
“Ada efisiensi signifikan yang diperoleh konsumen, untuk itu kami optimis pemanfaatan LNG ini akan terus berkembang,” tutup Linda.
Sinergi antara PTGN dan PT Patra Jasa merupakan langkah kerja sama untuk saling mendukung antar Anak Perusahaan PT Pertamina (Persero). Sinergi ini bertujuan agar kinerja perusahaan menjadi lebih terarah dan efisien dengan standar Pertamina sehingga penggunaan dan pengelolaan energi bersih menjadi kekuatan untuk meningkatkan ekonomi Indonesia.